BAB 41 | They're in the same room

24.6K 1.3K 14
                                    

REVISI : 8 OCT 2018

Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Kinan berjalan ke dalam gedung bimbel. Ia berbicara dengan resepsionis sesaat lalu naik ke lantai tiga kemudian masuk ke dalam kelas yang berukuran kecil itu.

Kinan melihat satu persatu teman sekelasnya. Hatinya lega karena tidak ada yang ia kenal. Ia memilih tempat duduk di belakang yang masih tersisa lima kursi. Dan ia memilih kursi kosong yang tengah.

Tak lama setelah itu, guru pembimbing masuk dengan membawa sebuah map.

Kinan membuka buku tulisnya yang masih mulus dengan sebuah pulpen bewarna hitam. Ia siap mendengarkan penjelasan apapun. Pintu diketuk dari luar lalu seseorang masuk.

Kinan yang sibuk menulis sesuatu di bukunya spontan mendongak. Betapa kagetnya ia ketika melihat Ranu berjalan ke arahnya dengan wajah yang sama kagetnya. Cowok itu memilih duduk di sebelah kirinya tanpa jarak.

Kinan melirik tak percaya. Mimpi apa gue tadi malam, batinnya.

Ranu tidak berkata apa-apa dan membuka buku tulisnya serta mengeluarkan sebuah pulpen. Kinan mencoba tenang dan memperhatikan ke arah depan.

"Kamu juga ikut bimbel," tanya ranu.

Kinan tidak menjawab.

"Kamu jangan berpikir kalo aku ngikutin kamu. Aku dari kelas 3 SMP udah bimbel disini." Ranu mencoba memberi pengertian situasi mereka.

Kinan hanya diam.

Pintu diketuk lagi dan seorang cowok masuk kembali. Seketika kinan merasa dunianya memang sempit hingga membuatnya susah bernapas.

Fino. Cowok itu masuk ke dalam kelas. Matanya tertancap ke arah belakang beberapa saat tanpa berkedip. Sedangkan kinan sudah tidak bisa menjelaskan raut mukanya seperti apa.

Fino melangkah dan mendekati kursi kosong dibelakang. Kinan menunduk dan berharap fino tidak duduk berdekatan dengannya. Namun tidak. Fino malah duduk disebelah kanannya yang masih menyisakan kursi kosong.

Fino dengan santai masuk ke celah itu tanpa menoleh ke kirinya sedikitpun. Ia mengeluarkan pulpen dan buku tulisnya. Kinan hanya bisa menghela napas pasrah karna ia sudah diapit oleh ranu dikiri dan fino dikanan.

Ranu menoleh ke arah fino lewat punggung kinan. Teman sebangkunya itu memasang wajah datar. Dia tidak tersenyum sedikitpun.

Mereka kembali mendengarkan penjelasan guru bimbingan di depan kelas. Setelah satu jam berlalu dalam hening akhirnya fino bersuara.

"Kalian janjian kesini?" Suaranya pelan tapi tidak untuk kinan dan ranu.

Kinan melirik. Ranu menoleh.

"Gak bisa disekolah, sekarang di tempat bimbel." Sindir fino.

Mereka tetap diam. Fino kesal karena tidak mendapatkan jawaban.

"Jaket gue udah lo cuci, kan. Gue gak mau ada bekas merah-merah nempel di jaket gue." Ucap fino tanpa dosa.

Kinan menoleh kaget. "Lo tahu?"

"Anak-anak semua juga tahu lo tadi kenapa?" Dengan santai ia mengatakannya tanpa menoleh.

"Lo bisa diem gak?" Sambar ranu kesal.

Fino benar-benar keras kepala.

"Lo udah tahu alasan gue minjem jaket lo dan lo sengaja permalukan gue didepan yang lain?" Tanya kinan dengan mata berkaca-kaca.

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now