BAB 37 | Another misunderstanding

23.6K 1.3K 8
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!

Kinan memilih naik bus menuju tempat bimbel yang di sebutkan oleh papanya. Ia memilih pergi sendiri sebab dewi dijemput oleh abangnya sedangkan ana dan yuli ada urusan dirumah dan ingin segera pulang.

Kinan masuk ke dalam bimbel itu dan bertemu dengan resepsionis. Ia dijelaskan tentang waktu dan hari bimbelnya. Ia juga dijelaskan mengenai mata pelajaran yang diajarkan serta uang yang harus ia bayarkan.

Kinan tampak puas dan menyetui untuk bimbel disana. Ia memilih hari senin rabu dan jumat dari pukul 7 sore hingga 9 malam. Dan besok ia sudah bisa bergabung di kelas itu.

Sepulang dari tempat bimbel kinan menunggu di dekat lampu merah untuk mencari angkutan umum yang menuju rumahnya. Namun matanya menangkap salah satu supermarket besar disana.

Kinan memutuskan mampir untuk membeli beberapa snacks dan cemilan lainnya. Makanannya dikulkas mulai cepat habis semenjak didi juga ikut melahapnya.

Kinan sudah memasuki halaman parkir swalayan itu dan ia berjalan dengan santai menuju pintu. Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat ranu dengan seorang perempuan paruh baya seumuran mamanya berdiri di salah sayu kasir disana. Kinan berbalik dan berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Niatnya dibatalkan.

Kinan kembali ke rumah dan melihat megan sedang makan di meja makan dengan baju rumah yang sudah digantinya serta rambut yang diikat cepol. Ada didi yang sedang menonton televisi.

"Kak darimana? Kok lama sih pulangnya?" Tanya didi resah.

"Kenapa?"

"Temenin didi pergi tempat foto kopi di depan, ya."

"Kapan?"

"Sekarang,"

"Bentar, ya tukar baju dulu." Kinan menuju kamarnya.

Megan memasang muka kesal melihat kinan dekat dengan didi. Seingatnya selama ini adiknya itu tidak pernah mengajaknya pergi untuk menemaninya jika ada keperluan. Selalu kemal yang diajaknya. Dan sekarang saat kemal tidak ada, kinan yang menggantikan. Padahal dari tadi dirinya berada di rumah namun tidak ada didi mengajaknya.

Megan meletakkan piringnya di tempat cuci piring lalu menuju kamar kinan. Ia membuka kamar itu tiba-tiba.

"Wow!" Teriak kinan kaget saat pintu kamarnya dibuka dari luar saat dirinya melepaskan rok sekolahnya. "Lo ngapain?"

"Kenapa lo bisa dekat banget sama didi sekarang?" Tanya megan ketus.

"Pertanyaan lo kok gitu sih?" Kinan mundur perlahan. "Kita kan saudara. Wajar kalo gue deket sama didi."

"Gak wajar. Lo jadi kembaran gue aja gak wajar." Jawabnya kasar.

"Megan lo kenapa sih?" Kinan tidak jadi menukar rok sekolahnya.

"Lo yang kenapa?" Megan maju selangkah. "Pertama lo datang, papa udah lo ambil. Lo sedot semua perhatian papa cuma buat lo. Sedikitpun sekarang papa gak perhatian lagi sama gue. Sekarang didi. Padahal dari tadi gue nonton tv dengan dia tapi gak ada dia ajak gue temenin foto kopi. Tiba-tiba lo pulang dan dia langsung ajak lo." Megan menguraikan semuanya.

"Megan lo salah. Papa sayang banget sama lo. Papa sayang sama kita semua. Harusnya gue yang iri sama lo. Karena lo bisa tinggal disini dari kecil sama mama sama papa. Gue baru bisa ngerasain sekarang."  Kinan mendekat. "Dan kalo soal didi, gue gak tahu. Tapi kalo lo pengen nemenin dia, lo aja yang pergi." Usul kinan.

Kinan's Life Story (SELESAI)Where stories live. Discover now