BAB 26 | Where is she?

24.3K 1.4K 13
                                    

REVISI : 8 OCT 2018


Jangan lupa vote dan komentar ya setiap habis baca! Aku suka baca komentar kalian lho!


Fino masuk ke dalam kelas dan melihat meja Kinan yang masih kosong. Selalunya gadis itu datang paling pagi darinya namun ini sudah hari ke empat sejak meja itu tak berpenghuni.

Fino bukan lagi gelisah melainkan gundah gulana dan risau berkepanjangan. Ia juga bingung kenapa ia harus merasakan semua perasaan itu. Padahal jika di telaah ke belakang, tidak melihat kinan harusnya membuatnya senang. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, ia seperti tidak tahu harus berbuat apa. Ia membanting tasnya diatas meja lalu berjalan keluar kelas.

"Kinan belom masuk sekolah?" Tanya Ranu pada Wiji yang baru saja tiba di mejanya.

"Kayaknya belom. Tadi gue papasan sama anak IPA5 katanya belom. Masih ijin." Jawab wiji pelan sambil menggelengkan kepalanya. Ranu murung. Ia berharap bisa membantu kinan saat itu.

"Tapi menurut lo aneh gak sih?" Komentar Wiji.

"Apanya?" Ranu tampak bingung.

"Kinan itu."

"Kenapa?"

"Waktu hari itu kepsek datang ke kelas kita terus ngomong sama Megan dan megan tiba-tiba pulang. Nah, terus katanya setelah dari kelas kita kepsek masuk kelas IPA5 terus ngomong pelan-pelan sama Kinan. Dianya juga pulang malah sambil nangis. Aneh kan?" Beber Wiji.

"Anehnya dimana?" Ranu berusaha datar walaupun ia tahu kalau Wiji sudah mencurigai sesuatu.

"Lo pikir deh. Megan pulang karena neneknya meninggal terus kinan pulang karena apa? Masa iya bisa berbarengan dari kelas kita ke kelas kinan." Matanya berputar mencari jawaban.

"Mungkin aja," ranu tampak cuek.

Wiji pun ikut cuek karena tidak ada tanggapan dari Ranu. Namun tak berapa lama Wiji histeris.
"Oh, shit, kok gue gak kepikiran ya?" Ucap wiji.

Ranu menoleh. Jantungnya deg-degan.

"Si kinan pindahan dari kanada. Terus kakek sama neneknya megan juga dari kanada. Apa mereka ada hubungan?" Celetuknya.

Ranu menelan ludah.

"Tapi hubungannya apa?" Wiji diam sesaat. Matanya membesar, "Astaga, jangan-jangan mereka sodara. Soalnya mereka sekolahnya sama-sama kelas 11." Ia menemukan jawabannya.

Ranu menghembuskan napas dalam. Ia pasrah.

"Kok lo gak kaget sih?" Wiji curiga karna melihat ekspresi Ranu yang berbeda dengannya. "Jangan-jangan lo udah tahu?"

Ranu mengangguk pelan.

"Parah! Pantesan selama ini lo tanya-tanya soal megan punya sodara atau enggak, terus lo juga suka sama Kinan. Atau jangan-jangan lo memang pacaran sama Kinan ya makanya kalian gandengan tangan disekolah kemarin." Kalimatnya seperti mengalir.

"Mulut lo bisa diem gak sih?" Ranu geram. Volume Wiji memang sudah melampaui batas.

Ranu akhirnya menceritakan semuanya pada Wiji dari awal hingga saat ini. Menganga lebar wiji dibuatnya. Wiji sendiri tidak percaya dengan apa yang ia ketahui dari Ranu.

"Terus sekarang gimana?" Tanya wiji yang mulai prihatin pada kondisi Kinan.

"Pura-pura gak tahu aja."

"Kok lo bisa sih. Lo kan suka sama dia. Cari tahu lah." Perintah Wiji.

"Kinannya susah dideketin. Nanti kalo ketahuan yang lain. Kasihan kinannya."

Kinan's Life Story (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang