Takut Hilang

17 2 0
                                    

Hari Kamis, adalah hari paling menenangkan. Belajar 4sks sekaligus dari pagi sampai siang. Mempelajari banyak hal soal siswa. Dengan dosen terbaik dalam satu semester. Gagasan dan cara penyampaiannya begitu lembut dan santun. Tak banyak menuntut mahasiswa untuk ini dan itu. Memakai batik sudah menjadi budaya kelas kami ketika hari Kamis. Kami duduk dari jam 8 pagi sampai pukul 11.35, beruntungnya sang dosen memutuskan untuk memundurkan jadwal sampai pukul 11.15 saja. Ah, badan rasanya rentek-rentek ingin dipijit, belum lagi bagi sebagian mahasiswa yang begadang, pasti rasanya terkantuk-kantuk selama proses mata kuliah berjalan. Aku terbiasa meregangkan otot tangan seperti ngulet saat baru bangun tidur. Ya, saat itu aku masih tak begitu peduli akan kehadiran atau pandangan orang lain. Hari Kamis, hari paling menenangkan plus hari dimana Arka pasti duduk tepat disampingku. Entahlah, saat itu ia duduk tepat di sampingku atau 2 bangku dari samping kanan ku. Yang jelas saat aku ngulet selepas dosen meninggalkan ruangan, Arka masih duduk di kursinya. Tak lama kemudian ia beranjak dan keluar kelas. Aku menengok ke arahnya karena temanku memanggil di dekat jendela, ya jendela itu tepat di samping kursi Arka.
Rani : “Ra, sini deh. Anginnya sepay sepoy”
Aku : “ah ntar aku malah tidur hahaha”
Rani : “ya makanya sini, biar gak ngantuk. Awannya cakep banget, Ra”
Aku berdiri dari kursiku. Saat ingin melewati kursi Arka, kulihat ada handphone yang tergeletak di atas buku tulis. Dengan cashing warna hitam dan agak sedikit besar ukurannya. Aishhhh bisa-bisanya menaruh hp sembarangan. Aku tak tau itu punya Arka atau bukan. Kubuka bukunya, tulisannya miring-miring yang seperti itulah kiranya. Hihi. Ini tulisan Arka pasti. Ia mencatat beberapa hal penting soal mata kuliah ini. Rajin. Laki-laki seperti ini termasuk rajin. Kemudian ku ambil handphone tersebut dan ku letakkan di dalam buku tulisnya. Buku tulis itu menjadi menggelembung. Tadinya aku ingin masukkan ke dalam tas, tapi ah tidak usah. Siapapun yang sembarangan meletakkan hape seperti itu pasti juga kulakukan hal yang sama. Setelah itu aku sibuk bersantai memandang langit melalui jendela besar bersama Rani, yang lain sibuk memakan bekal, jajan, mengerjakan tugas, bahkan menonton film. Tak lama kulihat Arka masuk ke dalam kelas dengan wajah yang lagi-lagi basah. Kemudian ia panik melihat hapenya yang hilang, saat ia sentuh bukunya, ia tersenyum melihat ke arah kursi ku, kemudian menaruh hapenya ke kantong celana, dan menaruh bukunya ke dalam tas. Aku melihatnya sekilas dan langsung fokus kembali pada cerahnya langit. Dan? Mengapa ia tersenyum?

***

Di Atas CintaWhere stories live. Discover now