Jauh

8 1 0
                                    



Jarak yang jauh tak menjadi penghalang dalam bertamu. Kubuka lebar sebuah pintu. Untukmu yang akan kujamu. Namun, akankah itu kamu?

Perasaan ini sungguh benar datang dari-Nya. Perihal menerima yang masih sulit kita lakukan ke depannya. Sebab, tak ada yang mampu membaca masa depan bagaimana kisah kita kan diuraikan.

Aku menulis pada sebuah catatan di handphone. Segenap rasaku penasaran. Namun, yang paling penting adalah soal bagaimana keadaan aku dan Arka sekarang. Satu hal yang buatku tidak penting menjadi boomerang untuk diriku sendiri. Arka tetap salah paham! Walau aku tau, ia kecewa. Kuceritakan sekilas soal ini kepada sahabatku, Za. Za katakan kalimat yang sungguh menampar hatiku tepat pada sasaran keperihan.

Za : "Ra, semua orang itu punya hati. Termasuk Arka. Kamu kira Arka itu diem-diem ga punya perasaan? Maksudnya perasaan tuh, dia punya sisi low dan high. Mungkin dia bisa diem lama-lama nahan rasa positif untuk kamu. Jaga itu untuk kamu. Mempersiapkan untuk kamu. Tapi, pas tau kalo kamu kembali ketemu sm cowok yang pernah mau nikah sama kamu, gimana deh rasanya, Ra. Pasti kecewa. Dan wajar banget pas dia udah ga bisa nahan diemnya lagi. Kamu coba tuker posisi jadi dia, Ra. Kamu pasti kecewa kan? Setelah gagal menikah tiba-tiba dateng nitip buku dengan tujuan yang abstrak. Kamu kesannya mempermainkan dia. Ya tapi dia berpikir demikian karena dia belum tau apa yang kamu rasain dan belum nyoba buat tuker posisi."

Katanya panjang lebar. Setiap detiknya kutelaah apa yang dikatakan Za. Benar adanya. Aku belum mencoba bertukar posisi. Begitu juga Arka yang mana mungkin mencoba tukar posisi jadi aku di sini?namun tetap salah. Ya salah. Karena aku beranikan diri untuk kembali bertemu pada masa lalu yang bukan mahrom. Padahal tujuanku untuk bertemu hanya sekedar untuk bermutualisme. Aku terus menyalahkan diriku sendiri. Segera tak lupa ucap dzikir dan istighfar pada-Nya.

Tiba-tiba, *triiing* bunyi notifikasi dari hapeku mengagetkanku.

"aku siap jadi tutor kamu, Ra" huaaaaa rasanya seperti dihempaskan pada bunga-bunga bermekaran. Allaah berikan sesuatu yang amat dibutuhkan. Benar kalau katanya Allaah berikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Aku benar-benar butuh tutor baru dan dia akhwat. Jawaban Allaah untuk menjadikanku hijrah total. Aku merasa ini adalah ladang hijrahku yang tak boleh lagi setengah-setengah walau aku sangat inginkan separuh agama. Halah.

Di Atas CintaWhere stories live. Discover now