MARET

11 1 0
                                    


Pupus sudah liburanku, menuju hari yang lagi-lagi akan menjadi lelah di setiap sudut rasa. Aku harus berpisah dengan kawan-kawan dekatku di kelas lama. Termasuk berpisah kelas dengan Arka. Maret. Mengingatkanku akan sebuah usaha besar dan ujian besar di dalamnya.

Pertama kali masuk kuliah di semester baru. Tak banyak yang aku kenal. Lambat laun, semua menjadi biasa. Biasa tersiksa. Sebab, katanya di semester dan kelas konsentrasi ini dikaitkan dengan kelas 'surga'. Kenapa? Karena tidak ada hitungan sama sekali, katanya. Nyatanya... manejemen keuangan, pengantar ekonomi II, statistika ekonomi masih berkutat di dalamnya. Aku menerima dengan lagi-lagi kebodohan utama menjadi rajanya. Rasanya seperti sama saja seperti semester pertama, bahkan lebih buruk keadaannya.




Pernah suatu hari. Kawan kelas ku yang dulu berkumpul di suatu tempat. Tempat unik yang pernah kutemui. Saat aku memilih berlari ke gedung karena di sana ada satu laki-laki yang membuatku berdegup kencang. Hari itu, menjadi kali kedua dadaku berdegup kencang di tempat yang sama. Aku menunduk saat temukan kawan laki-laki di sana. Mengobrol dengan kawan perempuan. Tak kutatap wajah pak ketua sedikit pun. Sampai pada ending berpamitan. Aku tak sengaja melihatnya dengan rambut lucunya yang baru saja dipotong. Ia menunduk, sekilas tersenyum ; mungkin. Aku pulang dan kuingat potongan rambutnya yang baru. Haha. Arka, apakah itu style barunya?

Sayangnya, jemariku tak lagi mau menulis apa pun yang terjadi di bulan Maret, April, Mei. Memoriku kubuang jauh karena terlalu banyak yang menguras emosional negatif. Tanpa temu Arka. Tanpa temu sahabat. Hanya kuingat, aku pernah jatuh dari tangga darurat, diserempet mobil, dan memutuskan untuk hijrah. Itu saja.


***

Di Atas CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora