SATU. Cium gue dulu!

29.4K 1.7K 22
                                    

"Woi orang-orang jelek! Gue balek ke kelas dulu, ya!" seru Revan seraya beranjak dari tempat duduknya.

Tidak ada yang membalas. Revan yang sudah berjalan dua langkah, kembali pada tempat semula.

"Woi orang-orang jelek! Gue balek ke kelas dulu, ya!" ulang Revan karena tidak mendapat respon dari temannya.

"Kasian, gak ada yang peduli." Althaf mencibir di sela-sela mengisap rokoknya.

Sebab kesal dengan tanggapan teman laknatnya, Revan menginjak kaki Althaf. Tetapi, sangat disayangkan karena injakan kakinya sama sekali tidak berpengaruh untuk Althaf. Lagian kan Althaf memakai sepatu.

"Goblok!" cibir Althaf diiringi cengirannya.

"Lo lebih goblok wahai Althaf! Gimana mau naik kelas tiga kalo hobinya bolos."

"Bapak gue kaya, terus donatur tetap sekolah ini. Gak mungkin gue gak naik kelas. Guru juga lagi rapat. Mendingan di sini."

"Terserah lo dah." Revan berlalu pergi meninggalkan Althaf yang kini sibuk dengan ponselnya.

Begitulah kegiatan cowok yang bernama lengkap Kenzie Alexis Althafandra tersebut. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rooftop sekolah ketimbang mengikuti pelajaran.

Memang begitu tabiatnya, tak acuh pada aturan sekolah. Diam-diam merokok, bolos, dan pelanggaran lainnya. Hobi utamanya di sekolah tentu saja mengganggu ketua kelasnya, si Amira. Kadang dia tersenyum sendiri mengingat wajah kesal Amira yang sedang menghadapi gangguannya.

"Hoam!" Althaf menguap lalu meregangkan tangannya karena sangat mengantuk.

***

Amira menyumpal telinganya dengan earphone warna putih favoritnya, lalu larut dengan lagu V BTS yang berjudul Sweet Night. Guru sedang rapat, jadi sekarang jam kosong sehingga ia memanfaatkannya untuk bersantai sejenak ketimbang bergabung dengan trio sahabatnya yang sedang bergosip itu.

"Kak Amira!" Seseorang memanggilnya dari ambang pintu kelas.

Karena earphone yang menyumpal di telinganya, ia tidak mendengarkan panggilan itu. Oleh sebab itu, Emily menarik sebelah earphone-nya Amira hingga terlepas.

"Kenapa?" tanyanya.

"Itu ada yang panggilin lo." Emily menunjuk orang yang memanggil Amira tadi dengan dagunya mengarah ke sana.

Amira beranjak dari tempat duduknya menghampiri orang yang memanggilnya itu. Seorang cewek berkaca mata. Ia mengernyitkan keningnya. Jika tidak salah cewek itu adik kelasnya.

"Maaf. Ada apa ya, Dek?" Amira menanya dengan ramah.

"Kak Amira, kan?"

Amira mengangguk. "Iya."

"Kakak dipanggilin sama Bu Vera ke kantor."

"Oh iya, terima kasih ya, Dek!"

Amira bergegas ke kantor guru untuk menemui Bu Vera yang merupakan wali kelasnya itu. Sebab guru lainnya rapat di dalam, Bu Vera menunggu Amira di depan kantor guru.

"Amira, di kelas cuma Althaf yang belum ikut ulangan. Karena  guru-guru lagi rapat jadi ada jam kosong. Kamu gunakan jam itu untuk ngawasin Althaf ikut ulangan susulan di perpus." Bu Vera menyodorkan beberapa lembar kertas pada Amira yang diduga adalah soal ulangan.

"Baik, Bu."

Amira menghela napasnya panjang. Susah juga jadi ketua kelas, pikirnya. Apalagi harus berurusan dengan cowok yang satu itu. Acap kali otaknya hampir pecah hanya gara-gara Althaf.

AMIRALTHAF [Completed]Where stories live. Discover now