TIGAPULUH. Make Me Love You.

9.3K 488 1
                                    

Alif menyeka keringat di pelipisnya. Napasnya memburu, tanda ia sudah kelelahan. Sekali lagi ia lolos memasukkan bola ke dalam ring. Setelah itu, ia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon dekat lapangan basket rumahnya. Lapangan yang kecil, namun sangat bermanfaat bagi Alif untuk hobinya itu.

Jujur akhir-akhir ini ia jarang bermain basket. Mungkin ini pertama kalinya sejak dua bulan lalu ia terakhir memainkannya.
Apa mungkin hobinya sudah berganti?

Rasa haus menjalar di kerongkongannya. Ia bangkit dari duduknya yang masih sebentar itu sebelum pada akhirnya melenggang pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tanpa ia sadari, sejak tadi Harumi memperhatikannya dari dalam rumah Alif. Yah, mungkin beberapa penghuni rumah Alif sudah mengenal Harumi. Jadi, ia diizinkan masuk ke rumah Alif begitu saja.

Alif membuka kulkas lalu mengeluarkan jus jeruk dari mesin pendingin tersebut. Jus jeruk itu membasahi kerongkongannya yang kering.

"Gak baik minum yang dingin-dingin abis olahraga, lho."

Alif terperanjat karena Harumi tiba-tiba muncul di hadapannya dengan tangan memegang segelas air putih.

"Kok lo ada di sini?" heran Alif sembari menaruh gelas berisi setengah jus jeruk ke atas meja.

Harumi menyunggingkan senyum manisnya yang langsung membuat jantung Alif berdebar tak karuan. "Emangnya gue gak boleh ke rumah sahabat gue gitu?"

Alif menggeleng. "Bukan gitu. Maksud gue, kok lo tiba-tiba muncul kayak gini?"

Harumi, cewek yang Alif cinta diam-diam. Karena cewek itu pindah ke luar negeri, ia pikir jika ia tidak mencintai Harumi lagi. Nyatanya kala mereka bertemu, rasa itu kembali. Alif sadar, jika cintanya pada Harumi tidak benar-benar memudar. Jantungnya sama berdebarnya seperti dulu kala bersama Harumi.

"Apa, ya? Gue juga kagak tau." Harumi menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Minum dulu gih." Harumi mengangkat segelas air putih di depan wajah Alif.

Alif langsung menyambutnya dan tak lama air itu membasahi kerongkongannya meninggalkan gelas yang kosong. Harumi menatap lekat-lekat wajahnya Alif. Membuat cowok itu mendadak gugup dengan gelas masih mengudara di tangannya.

Harumi terkekeh menyadari perubahan pada Alif. Tangan Harumi terangkat untuk mengambil gelas di tangan Alif lalu meletakkannya di meja. Alif membuang mukanya.

"Lif, ke toko buku, yuk!" ajak Harumi pada Alif.

Alif terdiam beberapa detik sebelum mengangguk. "Gue mandi dulu ya? Lo tunggu aja di depan TV."

Harumi menggeleng. "Keburu sore. Ganti baju aja deh."

Alif mendekatkan wajahnya dekat ketiaknya. "Gue bau, banyak keringetnya. Emangnya lo mau jalan sama gue yang keliatannya jorok kayak gini?"

Harumi tersenyum. "Mandi atau belum, lo tetap ganteng kok. Tapi, kalo mau keliatan fresh ya udah mandi aja sana daripada keliatan kayak gembel yang gak mandi setahun."

"Cuma sehari aja gak mandi udah mirip gembel ya? Sanking jeleknya gue." Alif memasang wajahnya kesal.

Harumi tertawa. "Ya sudah, cepat mandi gih sana. Awas aja kalo lama." Harumi mendorong Alif agar cowok itu cepat bergegas.

"Iya, demi lo gue cepatin."

***

Sekarang di sinilah Harumi dan Alif berada, di restoran cepat saji seberang toko buku. Setelah membeli 3 novel, mereka memutuskan untuk mengisi perut di restoran walau hanya dengan burger. Setidaknya tidak membuat perut mereka keroncongan.

AMIRALTHAF [Completed]Where stories live. Discover now