TIGABELAS. Dinembak Althaf?

14.9K 830 2
                                    

Suasana hati Althaf sedang sangat baik hari ini. Apalagi saat ini ia bisa terus-terusan menatap Amira. Althaf menopang dagunya dengan tangan kanannya. Matanya menatap intens Amira yang duduk bersebelahan dengannya di sebuah kafe.

Berbeda dengan Althaf. Tatapan Amira terfokus pada layar laptop di hadapannya itu. Film mereka hanya berdurasi kurang lebih tiga menit saja. Dan ia sudah berkutat di sana selama satu jam penuh. Akan tetapi, Amira baru menyelesaikannya hanya sebagian saja.

Sempat terpikirkan olehnya. Mengedit film sependek itu saja sudah kesusahan, apalagi yang berdurasi berjam-jam.

Lama berkutat di depan laptop membuatnya menjadi pusing. Amira mengangkat tangannya, lalu memijit bagian pelipisnya.

"Lo kenapa?"

Amira menoleh ke arah Althaf.

"Pusing. Lo enak dari tadi cuma nyantai."

"Iya, maaf. Gak usah ngerjain lagi. Sambung besok aja. Lagian masih banyak waktu untuk ngerjainnya." Althaf mengambil alih laptop dari tangan Amira dengan paksa.

Tangannya menekan tombol-tombol di keyboard. Setelah menyimpan hasil editing, Althaf men-shut down laptop. Lalu memasukkannya ke dalam tas.

Guratan kelelahan terpancar jelas di wajah cantik Amira. Membuat Althaf kasihan dan merutuki dirinya sendiri yang tidak sedikitpun membantu Amira.

"Ngerjainnya besok lagi, kan?" Sebelah alis Althaf terangkat. "Bagaimana kalo kita jalan-jalan dulu?"

Amira terdiam sesaat. Matanya beralih menatap arloji yang melilit di pergelangan tangannya.

"Masih sore. Tidak buruk juga. Ayo!" Amira bangkit berdiri.

"Ayo!" Althaf tersenyum semringah lalu ikut bangkit berdiri.

Di sisi lain, Althaf menimang apakah ini waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Sepertinya iya. Althaf semangat!

***

Sempat ditawari ke mall oleh Althaf, Amira lebih memilih jalan-jalan di taman bermain saja. Karena tempat itu lebih tenang menurutnya ketimbang di mall.

Meskipun suara anak-anak kecil di sana terdengar riuh. Hal itu tidak membuatnya jengkel. Ia malah kesenangan karena itu.

"Althaf, gue mau itu! Beli yuk!"

Telunjuk Amira mengarah pada salah satu penjual gulali di sana.

"Ayo! Gue beliin." Althaf menarik tangan Amira. Ah tidak. Lebih tepatnya mengenggam tangan Amira.

Setelah membeli gulali, Amira dan Althaf menghampiri sepasang ayunan yang ada di sana. Amira terbelalak, baru menyadari jika tangan mereka saling bertautan sejak tadi. Lantas Amira menjauhkan tangannya dari Althaf.

Mereka duduk bersebelahan di ayunan yang terikat dari tali tambang itu. Kaki Amira sedikit bergerak agar ayunan itu mengayun. Sebuah tangan terulur menghentikan ayunan yang Amira duduki bergerak.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab. Althaf malah mencondongkan tubuhnya pada Amira. Meskipun menyamping dari tubuh Amira, wajah mereka terpaut lebih dekat. Althaf menepis jarak antara dirinya dan Amira. Bukan lagi terpaut beberapa jengkal, tetapi tinggal beberapa senti. Amira bahkan bisa merasakan embusan napas Althaf yang menyapu wajahnya.

AMIRALTHAF [Completed]Where stories live. Discover now