02 - Hari Pertama

1.6K 135 50
                                    

•Happy Reading!•

Hari ini, hari pertamanya bekerja di toko kue milik Mickayla. Azella mematut dirinya di cermin. Mencoba tersenyum walaupun dirinya sangat gugup saat ini.

'Bismillah. Kamu pasti bisa, Azella. Semangat!'
Tekadnya dalam hati.

Azella menyandang tas kecilnya di pundak setelah itu berjalan menuruni tangga. Mickayla yang sejak tadi menunggu pun menoleh ketika mendengar langkah kaki Azella.

"Kau bisa naik bus kan?"

"Loh? Tidak jadi pergi bersama?" Tanya Azella sambil memakai sepatunya.

"Maaf. Aku ada urusan mendadak di toko baruku. Kau duluan saja. Nanti aku menyusul, " jelas Mickayla.

"Oh, begitu. Jangan lama-lama, ya, bi. Aku sangat gugup, " Micakyla mengangguk. Menepuk bahu keponakannya sekilas lantas beranjak pergi.

****

Samuel mengambil es krim di kulkas minimarket dan membawanya ke kasir. Padahal masih pagi, namun laki-laki itu malah memakan es krim. Setelah membayar, Samuel pergi dan duduk di kursi yang tersedia di depan minimarket tersebut. Ia membuka bungkus es krim. Menikmatinya sambil menghirup udara segar khas di pagi hari.

Matanya tiba-tiba menangkap sesosok perempuan dengan baju yang menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Perempuan itu terlihat sedang menunggu bus. Samuel terus memperhatikan Azella. Perasaan asing itu muncul. Ia merasa pernah bertemu Azella sebelumnya. Bukan--bukan saat di bandara itu. Tapi, di tempat lain. Sayangnya Samuel tidak begitu ingat.

Kaki Samuel bergerak begitu saja menghampiri Azella. Perempuan itu terlihat gelisah karena ditatap aneh oleh orang-orang. Mungkin karena pakaiannya yang tertutup.

Tiada angin tiada hujan, Samuel tiba-tiba memberikan Es krim satunya pada Azella.

Perempuan itu menoleh, "Oh, kau pemilik syal itu, bukan?"

"Ambil esnya. "

"Ini masih terlalu pagi untuk makan es krim, " balas Azella.

"Ambil saja. Aku tidak suka pemberianku ditolak, " tegas Samuel.

Azella merasa tidak enak. Akhirnya ia pun mengambil es krim tersebut.

"Terimakasih. "

Samuel mengangguk.

"Aku Samuel. Kau?"

Azella menoleh, "Azella. "

"Nama yang indah. "

"Terimakasih. " Azella membasahi bibirnya, gugup, "Syal itu kapan harus aku berikan?"

"Simpan saja dulu--"

Perkataan Samuel  terpotong kala ponselnya berdering.

"Sebentar. " ucap Samuel seraya menjauhi Azella untuk menerima panggilan.

Bersamaan dengan itu busnya datang. Azella menoleh sebentar pada Samuel yang masih berbicara di telepon. Apa ia harus menunggu Samuel selesai berbicara di telepon? Tapi, ia takut ia akan terlambat. Ditambah ini adalah hari pertamanya. Mickayla juga sudah mengingatkannya agar tidak terlambat.

Ethereal; Cahaya Surga✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant