36 - Sweet Moments

526 50 10
                                    


•Happy Reading!•


Mark membuka mata. Netranya langsung menangkap Azella yang sedang duduk di samping ranjangnya. Sepertinya gadis itu sedang menunggunya bangun.

"Assalamu'alaikum, putri ayah. " Ucapnya dengan suara serak dan lemah.

Azella menatap balik ayahnya dengan senyuman dan air mata yang telah meluncur bebas.

"Maafkan, ayah, " ujar Mark penuh rasa sesal dan bersalah.

"It's okay. I never ask to why. Cuz, i know. " Ucap Azella lirih.

"Once , Pardon your father, " Balas Mark.

"I beg your pardon. " Kata Azella.

Azella tersenyum bahagia melihat ayahnya baik-baik saja. Ia tidak akan marah pada siapa pun yang tidak memberitahunya soal penyakit ayahnya. Dia tahu, orang-orang itu disuruh bungkam oleh Mark. Lalu, dirinya bisa apa? Menyalahkan mereka? Mereka saja tidak salah.

"Ayah sudah makan? " tanya Azella sambil mengambil mangkuk berisi bubur di atas nakas.

"Melihatmu disini saja sudah membuat ayah kenyang, " Goda sang ayah.

"Apa itu dulunya semacam rayuan untuk meluluhkan hati ibu?" Goda Azella balik.

"Aissh! Putriku sudah besar, " Ucap Mark sambil membelai lembut puncak kepala putrinya.

Azella pun menyuapi ayahnya dengan hati-hati.

"Apa kabarmu baik-baik saja selama ini?" Tanya Mark.

Azella mengangguk, "Kalau nggak, mungkin aku nggak bakal sampai ke Indonesia."

Mark tertawa kecil. Senang melihat anaknya ada disini bersamanya.

"Bagaimana dengan USB itu? Kamu sudah menyerahkannya?"

Gerakan Azella yang hendak menyuapi ayahnya itu otomatis terhenti. Gadis itu jadi teringat dengan Samuel. Bagaimana kabarnya? Saat itu ia buru-buru pulang tanpa bisa memikirkan apapun lagi di London.

"Nak, kenapa?"

Azella menggeleng pelan. "Aku udah ngasih ke orangnya. Ayah tenang aja. Azella amanah, kok. "

Mark mencibir. Membuat Azella tertawa pelan.

****

Azella baru saja kembali dari kantin rumah sakit setelah membeli makanan untuk dirinya. Saat ia berjalan di koridor dengan pandangan tertunduk menatap layar ponsel, tiba-tiba seseorang memeluknya. Membuat tubuh Azella hampir terdorong ke belakang. Untung saja tidak sampai terjatuh. Azella bergerak tidak nyaman. Hendak menyingkirkan pemilik tangan ini. Siapa sih yang memeluknya?

"Where have you been? We are looking for you. " Ucap seseorang itu. Azella kenal suaranya.

"Kenapa dilepas?" protesnya.

"Kita bukan mahram! Minggir kau! " Ucapku setengah kesal. Lagipula, kenapa lelaki itu tiba-tiba memeluk? Itu bukan gayanya Hwanwoong,

"Aku menyesal telah mengkhawatirkanmu, noona, " Hwan mencebikkan bibirnya.

Ethereal; Cahaya Surga✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang