11 - Tamu yang tak terduga

897 66 4
                                    

"Dibalik diamnya seseorang yang tampak tidak peduli dengan apapun, ada sosok yang dulunya pernah peduli namun dikecewakan dengan amat sangat"

****


Kaki Azella berhenti di depan rumah yang menyimpan kenangan masa lalu yang sangat pahit. Ia sendiri tidak ingin mengingatnya. Bahkan sampai sekarang, Azella sangat trauma dengan kejadian masa itu.

Kepalanya mendongak. Hatinya ragu untuk melangkah memasuki rumah itu. Sempat terlintas pikiran untuk kabur dan kembali ke rumah Aufi. Namun, setelah mendongak menatap langit. Azella menjadi urung melakukannya. Hari sudah gelap. Ditambah lagi ia juga belum shalat Maghrib.

Gadis itu menarik napas. Mengucap 'bismillah' dan dengan hati yang mantap ia menarik knop pintu itu. Suara ribut dari sepupunya, Hwanwoong yang tengah bercakap-cakap di ruang makan menyambut Indra pendengarannya.

Gadis itu melangkah pelan menuju sumber suara. Tangannya mencengkram totebag nya berharap hatinya kuat saat bertatapan dengan ibunya--yang semenjak kepulangannya tak pernah ia sapa. Azella merasa menjadi anak yang paling durhaka di dunia. Allah pasti akan marah padanya.

Setibanya ia di meja makan, suara tawa di meja makan mereda. Semua orang menatap ke arahnya; Hara--ibunya, Mickayla--yang kebetulan menginap bersama suaminya, dan terakhir Hwanwoong.

"A-aku pulang, " ucap Azella gugup.

Hara yang pertama kali menyambutnya. Perempuan paruh baya itu memeluknya erat. Menumpahkan kerinduan yang selama ini ia tahan.

"Akhirnya kamu kembali, nak. Maafkan, eomma. Eomma sungguh menyesal. Maafkan, Eomma. "

Azella terdiam. Ia tidak membalas pelukan sang ibu. Hatinya masih belum bisa menerima kehadiran sang ibu yang telah lama hilang dari hidupnya.

"A-aku ingin shalat dulu. Waktu Maghrib sudah hampir habis, " ucap Azella.

Hara melepaskan pelukannya dan menatap Azella bingung, "Shalat? Apa itu?"

Disaat Azella ingin menjelaskan, Mickayla lebih dulu menyela, "Ibadah Azella dengan tuhannya yang dilakukan dalam 5 waktu, kak. "

"Oh, begitu? Baiklah. Setelah itu kamu turun, ya? Kamu pasti belum makan. Ibu sudah memasak makanan yang enak untukmu setelah Hwan bilang kamu akan pulang, " ucap Hara sambil mengelus punggung Azella.

Azella mengangguk kaku. Lantas naik menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

****


Setelah makan malam, Azella kembali naik ke kamarnya. Sedangkan anggota keluarga yang lain sudah beranjak tidur. Orang-orang London memang terbiasa tidur cepat. Agar mendapatkan energi yang penuh di pagi harinya.

Azella sendiri sudah ingin beranjak tidur. Namun, dia tidak bisa. Gadis itu tiba-tiba teringat dengan sang ayah.

"Ayah sedang apa, ya? Di Indonesia pasti sudah pagi. Biasanya ayah sibuk melayani pelanggan di cafe, " gumamnya.

Azella turun dari ranjangnya kemudian berjalan menuju meja yang ada di sudut kamar. Ia mengambil kertas dan pensil. Lalu mulai menggambar sebuah sketsa desain sebuah baju yang ingin ia persembahkan kepada ayahnya. Mengingat ia tidak pernah membuatkan baju untuk Mark setelah ia selesai menamatkan kuliahnya. Akhirnya malam itu Azella tenggelam dalam pembuatan sketsa.

Ethereal; Cahaya Surga✓Where stories live. Discover now