Epilog

419 40 4
                                    

Azella benar-benar tidak menyangka, Sam benar-benar mengumumkan pernikahannya lewat media. Setelah mereka kembali ke London, Sam segera melangsungkan resepsi pernikahan untuk meresmikan hubungan mereka. Sebab banyak di antara kerabat-kerabat Sam yang belum tahu bahwa pria itu telah menikah. Azella sebenarnya agak keberatan karena suaminya itu mengundang kolega bisnis dan media untuk meliput hari pernikahan mereka ini.

Azella bergerak gelisah. Gaun pernikahan berwarna putih ini sedikit membuatnya risih karena terlalu menjuntai ke bawah dan menyulitkan pergerakannya. Namun, kegelisahan itu harus ia sembunyikan dahulu karena sekarang semua mata menatap ke arah Azella.

Tangan Mickayla dan tangan Hara mengiringi langkah Azella menuju Samuel. Dia terlihat sangat tampan dengan balutan jas formal serta senyuman bahagianya itu.

Tentu saja.

Suara deburan ombak menyatu dengan lagu milik Humood Al-Khuder yang berjudul Qissat Al-'Oshaq. Pria yang berasal dari Mesir itu membawakan lagunya dengan penuh penghayatan serta emosi. Membuat telinga siapa saja menangis terharu walau tidak tahu artinya.

Samuel menyambut tanganku dan berdiri di sampingku. Sekarang Azella bisa melihat tamu-tamu yang hadir.
Ibu, Bibi Mickayla, Darren, Elena, Zack, Aufi, Arvano, Shyfa, Nayla, Hwanwoong, Arin, Cheryl, Zhea, Bibi Hayeon dan Paman Minsook juga turut hadir. Selebihnya adalah tamu-tamu Samuel. Tentu saja pria itu mengundang orang-orang penting saja, seperti, Harry, Hendrik dan hanya itu saja yang ia tahu. Selebihnya mungkin para kolega bisnisnya. Namun, ada yang mengganjal di hati Azella.

Ayah tidak disini.

Tidak hadir di acara bahagia ini.
Dan itu membuat Azella sangat sedih.
Namun, cepat-cepat ia membuang perasaan itu. Takut akan merusak suasana ke depannya.

Sam menoleh padaku dengan senyum bahagia yang tak pernah luput dari wajahnya. Azella pun turut tersenyum kecil, yah, walaupun sedikit malu dilihat oleh para tamu.

"Bagaimana? Suasananya bagus kan?" tanya Samuel.

Perempuan itu memperhatikan sekitar. Samuel memilih Pentle Bay untuk resepsi pernikahan kami. Pasir putih, rerumputan berpadu dengan samudera berwarna biru toska membuat mata siapa saja lega. Ditambah udara sejuk khas pantai membuat Azella ingin berlama-lama disini. Suaminya itu memang pintar memilih tempat. Azellamengangguk senang dengan binar kebahagiaan.

"Selamat atas pernikahan kalian! Dan berikan aku cucu agar bisa meneruskan perusahaan."

Harry, kakek Samuel itu menghampiri pengantin itu saat semua orang tengah menikmati makanannya.

Samuel memutar bola matanya, "Apa di dalam pikiran kakek hanya perusahaan?"

Harry tergelak, " Tentu saja!"

Azella hanya tersenyum kecil menanggapi pembicaraan keduanya. Di dalam hati, ia bersyukur, Samuel sudah mulai sopan pada kakeknya. Biasanya Samuel memanggil Harry dengan sebutan 'kakek tua' dan sekarang hanya menggunakan 'kakek' tanpa embel-embel 'tua'.

Merupakan sebuah kemajuan.

Kakek Harry menoleh pada Azella lantas tersenyum, "Maafkan kakek karena pernah menjauhkanmu dari Samuel. " Harry tersenyum, " Di saat kau sedang terbaring di rumah sakit aku membawanya kembali ke London. Hanya untuk perusahaanku. Karena posisinya sudah kosong selama sebulan itu. Dia memang menolak, namun aku mengancamnya. Ah! Aku minta maaf. Kau tau seberapa buruknya kakek menjadi manusia. "

Perempuan cantik itu menggeleng pelan, " Tidak apa, kek. Aku mengerti. Dan jangan merasa bersalah lagi. "

Kakek Harry tersenyum lalu pamit undur diri ke meja makan.

"Aku makin jatuh cinta padamu."
Alis Azella bertaut mendengar ucapan Sam barusan, "Maksudmu?"

Samuel tidak menjawab namun mendekatkan wajahnya dengan wajah Azella lantas mencium cepat pipiku. Hangat sekali rasanya.

Wajah Azella memerah dan ia dapat melihatnya tersenyum jahil. Dengan kesal, perempuan itu memukul lengan suaminya pelan. Berani-beraninya Sam mencuri kesempatan.

"Tertarik berjalan-jalan di pantai ini denganku, Princess?" tanyanya.

Azella tersenyum, "Dengan senang hati."

Sam menggenggam tanganku sambil berjalan menuju tepi laut. Tak lupa, ia menitip pesan pada Hendrik bahwa kami akan berjalan-jalan di pantai kalau-kalau ada yang bertanya.

"Aku ingin berfoto dengan Humood. " Ucap Azella.

"Tidak boleh. " tolak Sam datar.

"Ish! Ayolah! Untuk apa kita undang penyanyi itu jika tidak dapat mengambil foto dengannya?!" 

"Tidak boleh. Aku cemburu. "

"Ayolah! Kalau begitu kamu juga ikut berfoto. "

"Aku tidak suka berfoto dengan artis. "
Kesal dengan jawaban Samuel, Azella mendorong tubuhnya pelan dan membuat kaki Samuel terkena air laut. Padahal hanya gerakan pelan.

"Kalau kamu mau main air, tinggal bilang, sayang. " goda Samuel dan sedetik kemudian laki-laki itu mencipratkan air laut yang asin itu ke gaun putih Azella.

Perempuan itu menjerit terkejut. Tak ingin kalah, ia pun ikut mencipratkan air ke bajunya. Dan saat Sam ingin membalas, dengan cepat Azella berlari menghindar.

Di sanalah terjadi kejar-kejaran yang berakhir gaun Azella lah yang paling banyak terkena air.

Itu kisah mereka di akhir cerita ini.

Dan bagaimana dengan kisahmu?


_____________________________

A/N: Jangan lupa vomment ya cantik☺️

Ethereal; Cahaya Surga✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें