30 - Akhir (?)

600 58 12
                                    

"Tidak ada cinta dan persahabatan yang hadir di garis hidup kita tanpa meninggalkan bekas di sana. "

- Francois Mauriac-

****

Kalian tahu apa yang dilakukan baginda Rasulullah SAW saat bersedih?

Dalam buku yang berjudul 'La Tahzan' yang ditulis oleh Aid Al-Qarni, menceritakan bahwa rasulullah mengobati sedihnya dengan cara menyegerakan shalat. 

Suatu ketika nabi pernah berkata pada bilal,  "ketenanganku ada pada shalat"

Ajaran ini sesuai dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 153, yang artinya;
"Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Dan hal inilah yang tengah dicoba Darren setelah kehilangan sahabat terbaiknya. 

Pria 25 tahun itu tengah berada di sebuah masjid yang sering ia datangi saat pulang kerja. Dengan kalam Allah berada di tangannya, ia terlihat sangat fokus membaca baris-baris ayat yang dapat membuat siapa saja tenang.

Setelah membaca lembar per lembar kertas suci tersebut, Darren menutupnya sambil membaca tashdiq.

Shadaqallaahul 'azhiim...

Matanya mengedar ke sekitar. Menghela napas panjang.  Tadi dia berangkat bersama Azella ke masjid. Tapi, gadis itu entah pergi kemana.  Toh, biarlah. Lagipula Darren masih butuh waktu untuk sendiri.

Si rambut pirang itu beranjak pergi dari tempatnya duduk tadi kala mengingat ia harus kembali secepatnya ke rumah sakit.

Rencananya pria itu ingin libur saja untuk hari ini. Menenangkan separuh hatinya.

Bagaimana tidak?

Siapa yang tidak sedih ketika ditinggal sahabat yang amat dicintai juga disayanginya itu kini telah pergi selama-lamanya. 

Selama-lamanya. Garis bawahi itu.

Ya,  bahkan Darren sendiri pun tak ingin percaya bahwa sahabatnya itu telah benar-benar pergi selamanya.

Miris?  Tentu.

Mengapa baru diakhir Darren mengetahui soal perasaan Jean?  Mengapa Jean rela menanggung rasa cintanya selama bertahun-tahun? Dan yang paling mirisnya lagi, Mengapa Darren tidak cukup peka untuk mengetahui perasaan Jean?

Pertanyaan demi pertanyaan terus bersarang di kepalanya.  Membuat rasa sesal itu makin menghantui. 

Langkah kakinya membawa pria itu ke halaman belakang masjid.  Kedua tangannya ia jejalkan ke saku celana.  Sedang matanya tengah menatap kolam air mancur di hadapannya. 

Hari ini adalah hari pemakaman Jean. Awalnya,  Darren, Azella, dan Zack memaksa ingin ikut mengantarkan sahabatnya itu ke tempat terakhirnya.  Namun, pihak gereja tidak mengizinkan Darren dan Azella ikut serta karena perbedaan agama. Maka jadilah Zack saja yang mengantar Jean. 

Di tengah lamunannya tentang Jean, entah sejak kapan seorang wanita telah berdiri di samping Darren.  Wanita itu menatap wajah sedih Darren.  Sedangkan Darren tidak sadar bahwa dirinya ditatapi sedari tadi.

"Don't you regret. That is God's Will. " 

Mendengar kalimat itu, Darren menoleh ke samping dan mendapati seorang wanita tengah tersenyum cerah kepadanya. Senyum yang entah kenapa menyalurkan semangat lewat sel-sel otaknya. 

Ethereal; Cahaya Surga✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang