28 - Dandelions Terakhir

633 53 2
                                    

•Happy reading!•
.
.
.
.
.

🎵Dandelions - Ruth B.


Azella melipat tangannya di dada. Sore ini setelah pertemuannya dengan Harry, Mickayla mengajaknya untuk menemaninya mencari rumah seorang klien yang memesan kue di tokonya.

"Bibi yakin tempatnya ada disini?" tanya Azella mengedarkan pandangannya ke sekeliling. 

"Aku yakin. " Jawab Mickayla tanpa menoleh sedikitpun pada keponakannya. 

Azella terlihat bosan menunggu. Ini sudah satu jam sejak mereka sampai ke daerah Soho. Dan mereka hanya berputar-putar. Tujuan mereka ke sini adalah untuk mencari rumah klien yang memesan kue di toko mereka. Namun, sampai sekarang mereka masih belum menemukannya. Azella merasa dejavu. Takut kejadian kemarin terulang kembali.

"Coba telpon lagi, bibi. " saran Azella. Mickayla pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lantas menghubungi kliennya itu. 

Selagi menunggu Mickayla selesai menelpon, Azella memutuskan untuk melihat-lihat bangunan di daerah tersebut. Bangunan khas eropa masih terasa walaupun zaman sudah berganti. Rumah makan, tempat penginapan, dan toko-toko masih memakai gaya bangunan inggris pada zaman dulu.

Daerah Soho memang terkenal dengan tempat makan, hiburan malam, dan tempat berbelanja.

Kaki Azella berhenti melangkah ketika melihat sebuah bangunan. Matanya terpaku. Kenangan lama menyeruak kembali. Mengingatkannya pada masa kecil yang membuatnya trauma. Tangan Azella meremas kuat gamis yang di kenakannya. Matanya terlihat gentar dan takut. Dadanya naik turun. Sesak sekali rasanya.

Mickayla yang telah selesai pun menghampiri Azella. Terlihat heran dengan tubuh Azella yang terlihat menegang. Perempuan berambut pirang itu mengikuti arah tatap Azella.

Sebuah Club malam.

Itu yang membuat Azella menjadi seperti ini.

"Azella. " Panggil Mickayla pelan sambil menyentuh lengannya.

"Jangan sentuh!" Azella berteriak marah pada Mickayla.

Mickayla tentu terkejut. "Azella, ada apa denganmu?"

Orang-orang mulai tertarik dan memperhatikan mereka.

Mickayla mencoba untuk menggapai Azella. Namun, gadis itu menepisnya lagi.

"Azella, kumohon jangan seperti ini!" Lirih Mickayla.

Respon Azella tidak bertambah baik. Ia memegangi kepalanya lantas berlari pergi dari sana. Mickayla bertambah panik. Ia menghubungi Hwanwoong. Jika ia menghubungi Hara maka itu hanya akan memperparah trauma Azella.

"Hwan, tolong kakakmu! Sepertinya traumanya bangkit, " ucap Mickayla sesekali ia menggigiti bibirnya cemas.

Telpon terputus.

Mickayla mengedarkan pandangannya. Mencari jejak Azella. Kemana gadis itu berlari?

Azella berlari sekuat tenaga. Sesekali ia menabrak orang-orang yang sedang berjalan. Ia tidak peduli. Traumanya datang begitu saja tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar ketakutan. Bayang-bayang itu semakin jelas. Suara-suara menjijikkan itu semakin terdengar. Membuat pekak telinga.

Ethereal; Cahaya Surga✓Onde histórias criam vida. Descubra agora