25 - Secret Plan

683 59 3
                                    

"Kamu tidak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sebuah hal yang buruk. Namun kamu bisa membuat akhir yang indah, mulai saat ini"

-LYCA-


***

"Enyah dari hidupku! Dari awal kau hanya orang asing. "

Mata Azella berkilat marah. Ia segera memutar kursi rodanya sebelum Samuel melihatnya menangis.

"Azella, kau salah paham. " Samuel buru-buru menahan kursi roda gadis itu.

"Sam. " Dibelakangnya Cindy memanggil namanya.

Sam memejamkan matanya merasa frustasi.

"Aku akan jelaskan semuanya. Jadi, tunggu disini, " ucap Samuel sebelum akhirnya pergi bersama Cindy.

Azella menunduk. Ia mengusap kasar air matanya. Lantas melajukan kursi rodanya menuju kamarnya.

****

"Kau darimana saja, Azella? Aku kesulitan mencarimu!" Omel Mickayla begitu ia menutup pintu ruangan Azella.

Dilihatnya gadis itu duduk dengan memeluk kedua kakinya. Pandangan Azella terlihat kosong.

"Azella? Are you allright?" Tanya Mickayla seraya berjalan menghampiri keponakannya itu.

Azella mengangkat pandangannya sebentar lantas mengangguk.

"Bersiaplah. Polisi akan kesini untuk menanyakan beberapa hal."

Azella hanya mengangguk.

Beberapa menit kemudian...

Dua orang polisi datang untuk menginterogasinya. Mencari kebenaran atas kasus yang menimpa Azella.

"Anda ingat kemana orang itu membawa anda?" Tanya seorang polisi yang sedang memegang sebuah pena beserta kertas.

Azella mengangguk, "Hutan. "

"Baik. Apa yang dilakukannya kepada anda disana?"

Gadis itu meremas selimut yang menutupi kakinya. Dia benci mengingat hal itu.

"Dia mengancamku, mengambil flashdiskku, dan mengunciku di mobil dengan sebuah tabung gas yang sudah terbuka dan mengeluarkan asap yang sangat bau." jelas Azella.

Samuel yang telah selesai berbicara dengan Cindy pun datang menghampiri Azella ke ruangannya. Niatnya untuk meluruskan kesalahpahaman, namun, siapa sangka di dalam ruangan itu ada polisi. Laki-laki itu pun masuk. Azella sempat melihat Samuel namun ia sengaja mengabaikan laki-laki itu.

"Terakhir, " ucap polisi tersebut. "Kau ingat bagaimana wajah orang itu?"

Azella tertegun. Ia melihat Samuel yang juga sedang menatapnya. Laki-laki itu menggeleng, menyuruh Azella untuk diam. Melihat itu, Azella tersenyum miris.

"Nona Azella?" Panggil polisi itu karena Azella begitu lama menjawab pertanyaan tersebut.

Bagaimana ini? Apa dia harus mengatakan yang sebenarnya? Namun, hatinya ragu. Hatinya juga berat untuk mengatakannya. Ada sesuatu yang menahannya namun yang jelas itu bukan karena Samuel yang memohon kepadanya.

Ethereal; Cahaya Surga✓Where stories live. Discover now