48 - Their Story (END)

401 38 7
                                    


•Happy Reading!•


Kita tidak pernah tau rahasia-rahasia terhebat yang disembunyikan oleh Allah. Karena Allah adalah Allah. Dzat yang mengatur seluruh alam semesta.
Dunia, selalu punya kisah menarik. Karena Allah adalah penyusun skenario terbaik. Semua kisah itu ada untuk dijadikan pembelajaran. Seperti halnya, kaum Bani Israil yang tenggelam di laut merah kecuali Nabi Musa dan pengikutnya. Atau kisah tentang perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan dakwah? Banyak yang mendustakan Nabi Saw bahkan mereka berkata bahwa Nabi Saw itu adalah seorang ahli tenung. Astaghfirullah.

Everyone has their stories.

Ada yang awalnya berteman namun dipertemukan di pelaminan.

"Arvano! Ganti popok Zahiranya, dong. Aku lagi nyiapin makanan. Tuh, liat Zahira nya rewel dari tadi, " teriak Aufi dari dapur.

"Iya, sayang." Arvano meninggalkan laptopnya dan menggendong Zahira yang sedang merangkak di lantai, " Ayo! Anaknya Abi bau banget, nih."

Ada yang diam-diam saling menaruh rasa.

"Es krimnya enak, sayang. Kamu beli atau dibuat?" tanya Darren sambil menyuap es krimnya.

"Masa gak tau yang mana buatan aku mana buatan pabrik, ish!" balas Elena sebal.

"Bukan gitu, sayang--"

"Terserah. " ucap Elena final.

"Sayang, jangan gitu, dong. Nanti dedek bayinya ambekan kayak kamu. "

Ada yang tersakiti oleh kisah lama dan dipertemukan dengan kisah baru yang lebih baik.

Tristan mendongak. Menatap sapu tangan yang terulur di depannya.

"Lebih baik mas sholat dulu, biar hatinya tenang. Jangan lupa juga do'a buat kesehatan ibunya mas. Allah Maha Mendengar. Dan..." gadis itu melihat rintik air yang terlihat dari jendela rumah sakit, " Dan ini adalah waktu yang paling mustajab untuk berdo'a. "

Tristan hanya tersenyum sambil melirik name tag perawat yang ada di hadapannya.

'Syahida Azella Rahim'

Tristan tersenyum, "Nama yang sama.  "
"Maaf?"

"Oh, gak. Saya shalat dulu, ya. Siapa tau Allah juga ngabulin do'a saya supaya kita berjodoh. "

Ada yang rela menerima dengan hati yang lapang.

"Hwan, katanya imam aku. Ayo ajarin aku shalat! Aku gak butuh buku-buku ini, " ucap Arin sambil menunjuk buku panduan shalat di atas meja.

Hwanwoong tersenyum dan mengusap lembut kepala istrinya.

"Ayo kita shalat!"

"Ya udah, aku selimutin Ghazali dulu, ya. Bukannya nanti salju bakal turun di Korea, ya?" tanya Arin dan Hwanwoong pun mengangguk.

"Salju pertamamu di Korea?" tanya Hwanwoong.

Arin pun mengangguk dengan semangat.

Ethereal; Cahaya Surga✓Where stories live. Discover now