09 - Free

1K 79 20
                                    


•Happy Reading!•

"Perempuan itu mudah ragu, maka jadilah lelaki yang selalu memantapkan hatinya dalam menentukan pilihan dan mengarahkan pemikirannya. Karena perempuan itu lebih dominan perasaannya, dan perasaan itu mudah berubah-ubah, akan sangat terbantu bila ada yang bisa meyakinkannya dalam tiap keputusan "

-LYCA-

****


Sudah 3 hari lebih, Samuel dikurung di kamarnya. Namun, Loisa masih belum bisa membebaskannya. Ditambah ponselnya juga disita oleh sang kakek. Membuatnya tidak bisa menghubungi siapapun. Laki-laki itu mengusap rambutnya kasar. Ia sudah sangat bosan di rumah ini.

Ia rindu menerbangkan pesawat. Ia rindu teman-temannya dan...

Apa kabar dengan gadis itu?

Gadis berkerudung yang menarik perhatiannya sejak kali pertama bertemu. Ia rindu mengganggunya.

Samuel mengenyahkan pikirannya lantas menghidupkan televisi. Seperti biasa, tidak ada acara tv yang menarik. Kebanyakan hanya film yang tidak jelas.

Laki-laki berambut coklat itu terus mengganti channel. Hingga sebuah berita menarik perhatiannya.

"Pimpinan anak perusahaan terbesar dari Vidson Corp yaitu, Mariana Glauss, terlibat dalam kasus penggelapan dana. Saat ini polisi sedang--"

Senyum kecil terbit di wajah Samuel. Ia merasa sangat puas. Loisa tak pernah mengecewakannya.

Dengan hati yang senang, Samuel melangkah keluar kamar. Tentu saja beberapa pengawal kakeknya langsung menghadangnya.

"Lepaskan tanganmu dari pundakku!" Perintah Samuel dingin.

"Anda tidak boleh kemana-mana tuan muda. "

"Aku ingin bertemu kakek. Jadi, singkirkan tanganmu!"

Pengawal itu pun menyingkirkan tangannya. Membiarkan Samuel pergi menuju ruangan sang kakek.

"Oi, kakek tua!" Panggil Samuel setibanya disana.

Harry menoleh, "Jaga omonganmu, Sam!"

Samuel mengangkat bahunya santai lantas duduk di sofa.

"Anak perusahaanmu terkena masalah. Apa kau tidak ingin pergi menyelesaikannya?"

"Apa maksudmu?"

Samuel tertawa miring, "Apa televisi di ruanganmu ini rusak?"

"Jangan bertele-tele, Sam!" Peringat Harry.

Gigi Samuel saling beradu. Ia paling tidak suka dibentak oleh siapapun. Dan Harry baru saja membentaknya.
Namun, sebisa mungkin ia coba untuk mengontrol emosinya.

Laki-laki itu mengambil remote tv yang tergeletak di atas meja dan menghidupkan tv dan menayangkan saluran berita.

"Selamat menikmati!"

Dapat dilihatnya wajah Harry yang begitu merah menahan amarah. Samuel tersenyum puas.

"Sekarang kau sudah tahu bagaimana sifat ibu mertuaku bukan? Dan aku tidak ingin menjadi menantunya. Jangan coba-coba jodohkan aku!" Ucap Samuel. "Sampai jumpa, kakek tua!"

Ethereal; Cahaya Surga✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora