Extra Part | 02

469 34 6
                                    


•Happy Reading!•






"Nuha!! Mainannya jangan di pretelin lagi, sayang. "

Nada suara Azella terdengar begitu frustasi. Pasalnya, anaknya itu sering kali membongkar isi mainannya. Setelah itu, tidak memasangnya kembali.

"Biarin! Daripada kayak Kak Ahza yang kerjaannya baca buku terus, " ucap Nuha bersungut-sungut. Ia kembali sibuk membongkar isi mobil remote-nya. Hobi Nuha yang suka mengotak-atik barang canggih itu didapatkannya dari Zack, lelaki delapan belas tahun yang merupakan seorang programmer.

"Ya, bagus dong. Kan Ahza jadi makin pintar. "

"Terus Nuha gak pintar gitu, mi? " Nuha memberengut kesal.

"Siapa bilang? Anak umi tuh pintar-pintar semua. "

Azella mengusap lembut puncak kepala anaknya.

"Assalaamu'alaikum! "

"Wah, Paman Zack!" Nuha bangkit menghampiri Zack dengan kaki kecilnya.

"Wa'alaikumussalam. Kamu sendirian, Zack? " tanya Azella.

"Gak, Bi, mama sama papa masih di luar. "

Tepat saat Zack menuntaskan kalimatnya, Darren dan Elena pun muncul, memasuki rumah.

"Assalamualaikum, apa kabar, Zel?" sapa Elena. Mereka pun berpelukan singkat.

"Alhamdulillah, baik. " pelukan terlepas, "Beyza, mana?" tanyanya menanyakan anak perempuan Darren dan Elena.

"Lagi di rumah, sama grandma-nya. " Elena duduk di sofa, " Tau lah, kalau udah ada grandma-nya, asik sendiri. "

Azella tertawa kecil, "Kamu tau lah, si Ahza gak mau keluar kamar kalau gak ada Beyza. "

"Iya, sih. Ahza sama Beyza udah kayak perangko. Nempel terus."
Azella tertawa kecil mengingat fakta itu.

Muhammad Ahza Darlane Vidson, anak sulungnya memang tidak mudah bergaul dengan siapa pun. Bahkan membuat Ahza tersenyum atau tertawa saja, kemungkinannya hanya kecil. Hanya Beyza yang bisa menghadirkan gelak tawanya. Kadang Azella heran sendiri dengan sifat anak sulungnya.

Azella melirik Nuha yang sudah asik berbicara heboh bersama Zack. Senyum kecil terbit di wajahnya.
Muhammad Nuha Darlane Vidson, anak keduanya lahir setahun setelah Ahza. Memiliki kepribadian yang berbanding terbalik dengan Ahza. Anak keduanya itu lebih ceria dan mudah bergaul dengan siapapun.

"Aku buat minum dulu, ya. "

Azella bangkit menuju dapur untuk menyiapkan minuman atau cemilan. Ia memang tidak memakai asisten rumah tangga karena ia ingin menjadi istri yang baik untuk anak dan suaminya. Ya, walaupun Samuel sudah sering menyarankan untuk mempekerjakan asisten rumah tangga karena khawatir dengan kesehatan Azella. Tapi, selalu ia tolak.

Azella membawa nampan berisi sirup dan sepiring cemilan itu ke ruang tamu.

"Samuel kerja, Zel?" tanya Darren begitu Azella meletakkan gelas dan cemilan.

"Nggak, dia lagi tidur. Semalam lembur. Bentar, aku bangunin dulu, ya, sekalian panggilin Ahza. "

"Eh, gak usah, Zel. " balas Darren tak enak.

Ethereal; Cahaya Surga✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora