32 - Snow and You

553 60 15
                                    

°Happy Reading!°
.
.
.
.
.

"Terkadang air mata adalah tanda kebahagiaan yang tidak terucapkan. Dan senyuman adalah tanda sakit yang mencoba untuk kuat."

-SRDI-

****

Samuel memegangi kepalanya yang terasa sakit. Menyadari dirinya tengah berbaring di kasur, Sam pun bangun perlahan.

Kicau burung di pagi hari membuat pria itu sadar bahwa ia sudah tidak sadarkan diri terlalu lama.

"Kau sudah bangun?" Suara seseorang menyapa gendang telinganya.

Sam sempat menoleh. Ia merasa tidak perlu menjawab kalimat retoris itu. Raut wajahnya terlihat kesal ketika mendapati orang itu adalah Darren. Laki-laki berambut pirang itu duduk di dekat sofa yang ada di kamar Samuel.

"Kenapa kau ada disini?" Tanya Samuel datar.

"Well, mungkin karena kakekmu?"

Sam memutar bola matanya. Sepertinya kakek tua itu sengaja untuk membuat dirinya hancur.

Sam menatap infus yang terpasang di punggung tangannya. Ia hendak melepaskan benda itu namun Darren melarangnya.

"Tunggu isinya habis dulu. Baru kau boleh melepasnya. "

Sam mendengus sebal. Ia melanggar perintah Darren lantas mencabut infus itu dari tangannya.

"Keras kepala!" Umpat Darren sebal.

"Pergilah! Aku butuh sendiri. " Sam bangkit menuju lemari pakaiannya. Mengambil asal kemeja yang hendak ia pakai ke kantor. 

Darren menghembuskan napasnya lelah, "Azella lagi?"

Sam memejamkan matanya. Dirinya menjadi sangat sensitif ketika mendengar nama gadis itu.

"Bukan urusanmu. " Jawab Sam lantas berjalan menuju kamar mandi.

"Jangan pikir aku tidak tahu, Sam. "

"Terserah. Aku tidak mau membahasnya. " Balas Sam dingin.

BRAK!

Laki-laki itu membanting pintu dengan sangat keras.

Darren menghembuskan napasnya kasar.

"Jika kau sedikit mengenalnya, kau tidak akan berpikir seperti itu, " gumamnya.

****

Hwanwoong datang dengan membawa 2 cup coffee di masing-masing tangannya.

"Kopi datang!" Seru Hwan. Ia memberikan kopi yang satunya pada Azella.

"Gomawo. " Ucap Azella menyambut kopinya lantas menyeruput minuman itu.

Hwan mengangguk singkat.

Bandara hari ini sesak oleh penumpang yang hendak pergi dan pulang. Orang-orang terlihat mengantri untuk check in. Pelukan perpisahan dari keluarga. Sambutan hangat dari keluarga. Azella memandang itu semua. Membuat hatinya iri. Ia ingin pulang juga. Namun, ia masih punya tanggung jawab disini.

Ethereal; Cahaya Surga✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang