Extra Part | 01

361 32 2
                                    


•Happy Reading!•



Sam menggenggam tangan Azella dengan erat. Seolah tak ingin Azella kemana-mana. Keduanya kini sedang berada di Jerman. Tepatnya di Romantic Rhine River. Sebuah sungai yang terkenal dengan keromantisannya.

"Jadi, karena kisah Umar kamu masuk Islam?" Sam mengangguk, "Kisah itu membuatku berpikir bahwa islam itu agama yang paling damai dan indah. Agama yang mengatur kita dari bangun tidur sampai bangun negara. "

Azella tersenyum, "Lalu kenapa kamu gak masuk islam saja saat aku menceritakan itu?"

Sam mencubit hidung Azella gemas, "Aku belum mengerti, sayang. Lagipula aku masih kecil. "

Azella hanya terkekeh. Hidungnya jadi merah gara-gara Sam.
"Dingin. " ujar Azella seraya merapatkan jaket mantelnya.

Mendengar itu, Sam dengan kepekaan tingkat tingginya langsung memeluk tubuh Azella dari belakang.

"Udah gak dingin lagi?"

Azella tersenyum kecil. Lalu menggeleng.

"Sam, kenapa harus aku?" Tanya Azella.

Sam menunduk. Mencium pucuk kepala Azella.

"Karena kamu adalah kamu. Aku suka kamu apa adanya. "

"Berikan alasan yang spesifik. "

"Kamu tetap tidak percaya?"

Azella menggeleng.

"Awalnya aku tidak ingin jatuh terlalu dalam padamu, sayang. Tapi, dirimu selalu membuatku penasaran. Kamu seperti magnet. If you're not around me, i'm lonely.

Saat itu aku sadar bahwa kamu punya daya tarik yang tidak kutemui pada perempuan lain. Like ecstasy? Kamu sungguh candu. "

Sam memeluk Azella semakin erat, ia berbisik di telinga istrinya, "Segila itu aku padamu, sayang. "

Suara berat dan serak Sam membuat Azella menelan ludah. Seketika ia merinding. Perempuan itu refleks melepaskan pelukan mereka.

"Kenapa?" Tanya Sam.

"Kamu memelukku sangat erat. " Ucap Azella pelan.

Sam terkekeh kembali menarik istrinya untuk ia peluk. Azella hanya menurut. Sam meletakkan dagunya di atas kepala Azella.

"Sam, do you love me?" Tanya Azella.

"Very love you. Why?"

"Even when i've died?"

Alis Sam terangkat. Ia tidak menyukai pertanyaan istrinya yang satu ini. Sam mengurai pelukan lalu memegang kedua bahu istrinya. Jari telunjuknya mengangkat dagu Azella menyuruh perempuan itu melihat mata birunya.

"Kenapa berbicara seperti itu?" Tanya Sam dingin.

Azella menelan ludahnya, "Hanya bertanya. Tidak boleh?"

"I love you now and forever, sweetheart. Jadi, jangan bertanya seperti itu lagi. "

Azella terkekeh. Ia mengusap wajah tampan suaminya itu membuat Sam sampai memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut dari jemari istrinya.

Saat usapan itu berhenti dan digantikan dengan kecupan ringan di bibirnya, Sam terkejut. Jarang sekali Azella mau memulai hal-hal yang seperti ini. Perempuan itu gengsi. Tapi, hari ini Azella berubah menjadi perempuan yang berbeda.

Sedikit..agresif, maybe?

"

Kamu menggodaku?" Tanya Sam. Tatapannya sayu.

Azella menggeleng sambil tersenyum, "Hadiah. "

"Untuk?" Tanya Sam heran.

Azella tidak menjawab. Melainkan tangannya bergerak mengambil sebuah benda dari dalam tasnya. Lalu memberikannya pada Sam.

"Apa ini?" Tanya Sam sambil memandangi benda itu.

Begitu ia membalikkan benda tersebut, Sam tidak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya. Bahkan air matanya kini telah menetes. Ini kali pertama Sam menangis setelah kejadian yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Dan kali ini adalah tangis bahagianya.

"Azella. Ini serius?"

Azella mengangguk. Ia tersenyum melihat wajah Sam yang sangat menggemaskan.

Sam langsung menarik Azella ke dalam dekapannya. Berkali-kali Sam mencium keningnya, merasa bersyukur.

"Terimakasih, Ya Allah. Terimakasih, sayang, " Sam menangkup kedua pipi Azella.

"Terimakasih karena aku akan segera menjadi ayah. " Sam tersenyum lebar. Perasaannya sangat bahagia. Lebih bahagia dari apapun saat ini.

Bagaimana tidak?

Perut Azella sedang kehadiran jiwa lain yang tak bukan adalah anak pertamanya.

"Kita kembali ke hotel?" Tanya Azella
"Samuel junior atau Azella junior, lapar. "

"Aku tidak bisa menolak, sayang. "


****

Sam menatap Azella yang berbaring di sebelahnya. Laki-laki itu tidak bisa tidur. Beberapa kali ia terbangun. Kembali mencoba tidur namun matanya tak mau terpejam.

Pria itu teringat percakapan dirinya dengan sang kakek saat ia dan Azella melakukan resepsi pernikahan di pentle bay. Harry hadir disana. Hatinya sudah bisa menerima Azella. Tapi, apa kalian tahu apa yang merubah pemandangan Harry terhadap Azella?

Jika tidak, mari Sam ceritakan.
Saat Sam kembali pada acara mereka setelah ia dan Azella bermain air di pantai, pria itu menghampiri Harry yang tampak sedang mengobrol dengan kolega bisnisnya.

“Kek, “ panggil Sam.

Harry berbalik. Mendapati cucunya.

“Bisa kita bicara sebentar?”

Harry mengangguk. Lantas beranjak meninggalkan kolega bisnisnya itu sejenak. Sam mengajak Harry ke tempat yang jauh dari keramaian.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Harry.

Sam menjejalkan tangannya ke dalam saku celananya. Ia menoleh pada Harry, “ Apa kakek benar-benar sudah bisa menerima Azella?”

“Kenapa? Kau meragukanku?” ucap Harry tersinggung.

“Bukan begitu. Aku hanya ingin memastikannya. “

“Sam, kau perlu tahu, aku benar-benar sudah bisa menerima Azella sebagai menantuku. “ Harry balas menatap Sam, “Dia memang berbeda.

Sam hanya diam mendengarkan.

“Kau ingat saat aku menawarkan uang padanya?” Sam mengangguk. Ia sangat kesal dan kecewa pada Azella saat itu. Azella tidak pernah berkata ia tidak menerimanya. Sampai sekarang Sam benar-benar lupa. Bahwa cerita itu masih ada di antara mereka.

“Dia tidak menerimanya, Sam. “ Harry tersenyum, “Gadis itu sangat baik. “

“Ceritakan, kek. “ Ucap Sam penasaran.

“Awalnya dia memang menerima uang itu. Namun, saat aku hendak pergi ia menahan tanganku. Dia bilang ‘Maaf, tuan. Dengan atau tidaknya anda menyuruh saya menjauhi Sam, itu akan tetap saya lakukan. Dan uang ini, saya kembalikan.

Harry tertawa miring. Menakjubkan, pikirnya,“Kenapa kau tidak mau menerimanya?” Tanya Harry penasaran. Padahal jumlah uang yang ada di dalam tas itu jumlahnya sangat fantastis.

“Saya punya tuhan yang maha kaya. Jika saya menginginkan uang, saya bisa meminta pada tuhan saya. “
Sam terkagum dengan cerita itu. Bagaimana Azella menolak uang itu membuatnya takjub.

Sam tersenyum sambil memandang wajah cantik Azella yang berada di depan wajahnya. Ia merasa bersyukur diberikan istri seperti Azella. Tiba-tiba Azella bergerak dalam tidurnya. Seperti mencari kenyamanan. Sam lagi-lagi tersenyum kecil. Ia dengan senang hati memeluk Azella. Menyembunyikan wajah istrinya itu pada dada bidangnya. Sam membelai rambut Azella lembut. Memberikan satu kecupan di puncak kepala istrinya itu. Sebelum akhirnya ikut memejamkan matanya. Menyusul ke alam mimpi.

Ethereal; Cahaya Surga✓Where stories live. Discover now