41 - A Little Girl

338 37 4
                                    

Happy reading!


3 tahun yang lalu....

"Maaf, saya terlambat. "

Samuel duduk bersila di depan gurunya yang kebetulan sedang membaca Al-Qur'an.

Menyadari kedatangan Samuel, gurunya menutup Al-qur'an diiringi bacaan tashdiq.

"Assalamualaikum, nak, Samuel, " ucapnya diiringi senyum tipis.

"Walaikumussalam, Tuan Fontain, " jawab Samuel kurang fasih.

Lelaki itu hanya tersenyum maklum dengan salam Samuel yang kurang fasih.

"Sudah sehat, nak? " tanyanya.

"Alhamdulellah, atas karunia  Allah, saya diberikan kesehatan," jawabnya.

Pria paruh baya yang bernama John Fontain itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Samuel. Tampaknya, pria bernama John itu tidak terlalu banyak bicara. Itu terlihat dari caranya menanggapi ucapan Samuel.

"Nak Samuel ingin belajar ya?"
Samuel mengangguk mantap.

Ia memandang sekeliling masjid yang lumayan sepi. Hanya ada beberapa orang yang melaksanakan sholat dhuha atau membaca Al-qur'an. Lalu pandangannya beralih menatap kaligrafi  yang terlukis indah di dinding masjid dengan tulisan 'laa ilaa ha illallah'. Tulisan yang menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Allah swt. Kalimat yang mampu menggetarkan jiwanya yang telah kembali kepada sang pencipta, yaitu Allah Swt.

"Jadi, bagaimana dengan puasanya kemarin?" tanya John.

Samuel tertawa kecil, "Ya, awalnya terasa sangat sulit. Saya benar-benar merasa kelaparan seperti orang-orang yang kekurangan di tengah jalan, "jawabnya lugas.

"Masya Allah! Melihat antusiasmu, aku sangat bangga padamu, " ujar John menepuk bahu Samuel. "Aku jadi bertanya-tanya kau dapat hidayah dari mana."

"Boleh aku tanya sesuatu?" Tanya John.

Sam mengangguk.

"Apakah kamu masuk Islam karena seorang perempuan?" Tanya John.

Sam tersenyum kecil, "Awalnya saya pikir begitu. Saya sangat mencintai sosok perempuan itu. Merasa sangat frustasi ketika dia pergi dari hidup saya karena kami 'tidak mungkin'. Tapi, pelan-pelan saya mulai belajar. Saya yakin dengan Islam. Saya memilih Islam karena yakin agama inilah yang benar. Saya tidak bisa masuk Islam jika alasan saya hanya karena seorang perempuan. Amal itu bergantung pada niat. Seseorang mengatakannya pada saya.

Saya mulai berpikir, saya masuk Islam karena perempuan itu maka Allah akan memberikan perempuan itu untuk saya namun Allah tidak akan ridho dengan apa yang saya lakukan. Karena saya melakukannya bukan untuk Allah. Melainkan untuk hambanya. Disini saya merubah niat saya. Saya ingin Allah ridho terhadap saya. Maka saya memilih untuk mencintai Allah dan melupakan perempuan itu. Lagipula Allah akan mendekatkan sesuatu jika itu memang benar ditakdirkan untuk saya. Perempuan itu mungkin bisa jadi jodoh saya atau tidak. Semua tergantung pada Allah.

Jika perempuan itu benar milik saya, maka Allah akan dekatkan kami. "

John Fontain termenung mendengar penjelasan Sam. Laki-laki itu cerdas sekali. Mempasrahkan dirinya kepada Allah. Karena sejatinya Sam paham hidup ini milik Allah.

Ethereal; Cahaya Surga✓Where stories live. Discover now