05 - Sakit

1.1K 94 7
                                    

*Pic diatas: kamar Azella

"Sabar itu bertahan, bertahan untuk tidak menceritakan segala keluh kesah kepada siapapun selain kepada Allah. "

-LYCA-



•Happy reading!•

Azella's POV

Perasaanku sungguh cemas, ketika mendapat kabar bahwa ayahku masuk ICU. Aku tidak tau penyebab ayahku masuk ruangan itu.

Aku menunggu di luar ruangan. Gelisah, cemas, terkejut. Semua campur aduk. Tidak dapat di bedakan.

Mondar mandir sana sini sambil memanjatkan doa pada Allah. Agar ayahku baik-baik saja.

Selama 2 jam aku duduk di kursi yang telah disediakan. Menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Tiba-tiba dokter keluar. Wajahnya lesu. Seketika prasangka buruk langsung menyergapku. Aku berjalan menghampiri dokter itu. Lantas bertanya.

"G-gim-mana ayah saya?" Tanya Azella. Bibirnya bergetar. Telinga nya berdiri tegak menunggu dokter itu menjawab.

"Ayah anda tidak bisa di selamatkan" bagai disambar petir, kenyataan itu mengejutkan Azella. Dia termenung beberapa saat. Tak sanggup menerima kenyataan ini.

Tiba-tiba kepalanya pusing sekali. Lalu pandangannya kabur bersamaan dengan tubuhnya tumbang. Azella pingsan.

****

Azella tersentak dari tidurnya. Ia terduduk di atas kasur. Mata yang tadinya terpejam kini terbuka lebar. Sungguh, mimpi apa itu? Diraba nya dadanya. Detak jantungnya begitu cepat. Keringat juga bercucuran di wajahnya.

Dia segera mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Lantas mencari kontak sang ayah. Tak lama kemudian terdengar nada sambung.

"Assalamu'alaikum, ayah" ucapnya. Terdengar balasan di ujung telepon. Azella tersenyum lega. Saat mendengar suara ayahnya baik-baik saja.

"Ayah tidak apa kan?" Tanya Azella. Ayahnya, tergelak di ujung sana.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, nak?"

Ah! Panggilan 'nak' itu selalu saja membuat Azella rindu. Ingin rasanya terbang ke Indonesia hanya untuk melihat ayahnya. Panggilan 'nak' itu begitu lembut. Membuat hatinya luluh seketika.

"Alhamdulillah Azella baik juga, omong-omong tingkat penjualan di toko selama seminggu ini meningkat," ucap Azella berharap ayahnya akan senang mendengar berita ini.

"Oh ya?! MasyaAllah, senang mendengarnya. Apa kamu senang disana?" ucap Ayahnya ikut bahagia.

Azella tersenyum senang, "Lumayan," balasnya.

"Ayah hanya ingin kamu baik-baik saja disana tanpa pengawasan ayah. Karena ayah masih sering khawatir denganmu. Apalagi dengan sikap manjamu itu," Azella mengerucutkan bibirnya saat ayahnya menyebutkan sifatnya yang satu itu.

Ethereal; Cahaya Surga✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt