42 - Akad

394 36 5
                                    


Happy Reading!



Sam membasahi bibirnya gugup. Lelaki itu kini tampak tampan dengan balutan jas putih. Ia sudah berulang kali latihan melafalkan kalimat ijab kabul. Namun, ia selalu lupa karena kegugupannya.

Akad dilaksanakan di sebuah gedung mewah yang sengaja ia sewa. Para tamu yang hadir pun tidak main-main. Kebanyakan adalah karib kerabat Azella. Sedangkan Sam ia tidak punya siapa-siapa untuk di undang. Hanya Darren yang bisa ia ajak kesini. Terkecuali Harry, Sam sudah memberitahu kakeknya itu. Namun, sepertinya Harry masih belum bisa menerima Azella sebagai menantunya.

Tidak masalah bagi Sam.

Azella pintar. Pasti perempuan itu tahu bagaimana caranya meluluhkan hati Harry.


Darren masuk ke dalam ruangan Sam. Ia menepuk bahu Sam pelan.

"Jangan gugup. Jika sampai tiga kali kau salah mengucapkan ijab kabul maka kau tidak bisa menikahi Azella hari ini. "

Sam menjejalkan tangannya ke dalam saku. Ia memasang wajah datar.

"Baiklah. Awas saja kau gugup di hari pernikahanmu dengan Elena. "

Darren mengangkat bahunya santai.

"Terserah. "

"Kau bilang tidak ada walimah. Kenapa hari ini terjadi yang sebaliknya?" Tanya Darren dengan nada kesalnya. Ia terlanjur mengatakan 'tidak ada walimah' pada Azella. Bukannya berbohong. Awalnya Sam bilang begitu padanya. Namun, tiba-tiba saja hari ini ada walimah.

"Kupikir terlalu kejam untuk tidak mengadakan walimah. " Balas Sam. "Azella punya teman yang banyak disini. "

"Tetap saja. Aku terkesan membohongi Azella. " Ucap Darren. "Nanti aku akan berbicara dengannya. "

"Jangan! Kau tidak boleh mendekatinya. Dia milikku hari ini!" Cegah Sam.

Darren mengangkat alisnya sebelah, "Kau bahkan belum menikahinya, bodoh. Tapi kau bertindak seolah sudah memilikinya. "

"Segera. " Balas Sam. Laki-laki itu tersenyum kecil, "Aku akan segera memilikinya. "

****


Sama halnya dengan Sam, Azella pun juga tengah gugup. Perempuan itu duduk di kursi rias. Matanya menatap seseorang yang berada di cermin. Ia sudah selesai di rias. Jenis riasan yang tipis. Tidak terlalu mewah. Namun,  cukup untuk membuat wajahnya tidak terlihat pucat. Azella menyukainya. Lagipula perempuan itu tidak menyukai riasan yang tebal. Nanti saat shalat juga akan dihapus.

Azella juga menyukai gaun yang dipilihkan untuknya. Tidak ketat. Tidak menampakkan dadanya seperti kebanyakan gaun pengantin wanita lainnya. Yang ini lebih tertutup oleh jilbabnya yang panjang.

"Kamu gugup?" Hara masuk ke dalam ruangan Azella. 

Gadis itu pun menoleh. Ia langsung memeluk Hara begitu wanita itu sampai di depannya.

"Aku gugup, Bu. " Ucap Azella pelan. "Lebih gugup lagi jika tidak ada ayah. "

Hara mengusap lembut kepala anaknya. "Ayahmu pasti senang karena dia sudah mengenal Samuel. Dia anak dari bosnya dulu. "

Ethereal; Cahaya Surga✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora