III - Sneak In

20K 1.8K 181
                                    

"Do not dare, not to dare."


Di lantai teratas clouds nine, pertandingan catur antara Benedict dan Rex masih berlangsung dengan sengit. Mendengar langkah kaki yang memasuki ruangan, dua pemuda itu segera menghentikan permainan dan beralih pada Shuan Greer yang duduk di kursinya sambil menuangkan secangkir minuman.

“Bagaimana pesta perjamuan di istana?” Tanya Benedict dengan nada menggoda, “Aku dengar Putri Arabelle menyatakan kekaguman pada seseorang secara terang-terangan.”

Shuan sama sekali tidak berniat menanggapi ucapan Benedict dan hanya meneguk minuman dengan ekspresi dingin. Menyadari suasana hati Shuan yang sedang buruk, Rex melotot pada Benedict untuk segera menutup mulutnya.

“Masalah Putri Arabelle tidak perlu dipedulikan,” Ucap Rex menenangkan.

Shuan meletakkan cangkir minuman, lalu menyenderkan punggungnya ke kursi dengan malas, “Sejak kapan aku memiliki waktu luang untuk mempedulikan beberapa serangga?”

Benedict hampir menyemburkan lapple dari dalam mulutnya. Semua orang tahu Putri Arabelle dimanjakan dan sangat dicintai. Jika Nexsus mendengar bahwa tuan putri mereka hanyalah serangga di mata Shuan Greer, mungkin Sang Raja dan rakyatnya akan segera memuntahkan seteguk darah segar.

“Putri yang tidak tahu malu memang tidak perlu dipedulikan,” Benedict kembali memprovokasi, “Apa dia pikir kau itu mudah dirayu? Apa dia pikir sudah bisa mengalahkan saudari ipar? Sepupu, haruskah kita kirim orang untuk memberinya pelajaran?”

Shuan hanya melambaikan tangannya dengan malas membuat Rex segera menendang kaki Benedict untuk berhenti mengoceh. Pemuda itu hanya bisa membungkam mulutnya dengan ringisan.

Atensi ketiganya teralihkan saat pintu ruangan di ketuk dengan pelan. Keith, prajurit berpakaian hitam merupakan tangan kanan Shuan sekaligus penjaganya sejak kecil memasuki ruangan.

“Tuan, Jenderal Tua ingin anda meluangkan waktu untuk mengunjunginya.”

Rex tersenyum kecil mendengar pesan jenderal tua. Hubungan antara kakek-cucu itu sangat aneh. Mereka tinggal dalam satu atap yang sama tapi sangat jarang bertemu. Shuan memiliki terlalu banyak ‘agenda’ tanpa sepengetahuan Jenderal Tua Greer.

Shuan tidak berbicara apapun dan hanya mengangguk kecil. Sebelum Keith melangkah pergi, ia kembali memberikan perintah dengan nada suram.

“Kirim seseorang untuk mengawasi Elliot dan laporkan semua detail tanpa terkecuali.”

Rex dan Benedict seketika saling berpandangan dengan bingung dan penasaran. Keith segera mengangguk dan menjawab dengan mengerti, lalu keluar dari ruangan.

“Kenapa tiba-tiba menaruh perhatian lebih pada Elliot?” Tanya Rex.

Shuan hanya menajamkan kedua alisnya, “Bukan masalah besar, hanya mengawasi lalat liar.”

Benedict memutar otaknya dan mencoba dengan keras menerjemahkan maksud kalimat Shuan. Ia menggali detail cerita dari ‘orang-orang’ mereka dalam istana yang sudah melapor dengan lengkap, lalu menyadari sesuatu yang ganjil.

“Sepupu, apa Elliot tertarik pada saudari ipar?”

Raut wajah Shuan berubah menjadi lebih dingin membuat Rex dan Benedict seketika saling menatap dengan pemahaman yang sama. Ternyata masalah yang membuat Shuan sangat murung tidak lain karena seseorang memiliki ketertarikan pada Irish Liht. Benedict tiba-tiba memukul meja di depannya secara dramatis membuat beberapa bidak catur jatuh ke lantai.

“Mencari kematian!” Ucap Benedict dengan berapi-api, “Berani sekali menginginkan saudari ipar yang telah sepupu rawat selama bertahun-tahun!”

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang