XI - The Rescue

14.6K 1.5K 278
                                    

"By blood a King in heart a clown."


Di Dermaga Arai pada waktu tengah malam, seorang pria tinggi menyambut kedatangan dua pria yang turun dari kudanya. Dari dalam sebuah kapal besar yang bersandar, seorang pelayan pria berlari keluar dengan tergopoh-gopoh dan langsung menyambut kedatangan tamunya.

"Tuan Shuan," Sapa pelayan setengah baya itu dengan sangat ramah, "Tuan Dankar sudah menunggu, mari saya antar."

Shuan hanya mengangguk kecil mengikuti pelayan itu untuk masuk ke atas kapal menuju sebuah ruangan di bagian terdalam. Setelah pintu diketuk oleh pelayan, terdengar suara dari dalam memberi isyarat untuk masuk. Shuan melangkah ke dalam ruangan dan mendapati seorang pria setengah baya sedang berdiri sambil memberi makan ikan di depan aquarium kaca.

Shuan tersenyum setengah menyeringai, kemudian berjalan santai dan duduk di salah satu kursi ruangan. Pria itu meninggalkan kegiatannya, lalu melangkah dan duduk di seberang pemuda tersebut.

"Tampaknya kau punya banyak waktu luang karena segera datang setelah aku mengirim surat."

Shuan hanya mengangkat bahunya sambil menuangkan minuman ke cangkir di meja untuk dirinya sendiri. Pemuda itu menyeruput sedikit, kemudian menyender santai.

"Bertemu paman juga penting."

Dankar hanya bisa menyeringai. Ia ikut menuangkan minuman hangat ke cangkirnya sendiri dan segera memanggil bawahannya. Seorang pria tinggi masuk ke ruangan membawa kotak kayu berukuran sedang. Pria itu meletakkan kotak kayu di atas meja, kemudian kembali undur diri dari ruangan.

"Bukankah kau datang karena menginginkan ini?"

Shuan hanya tersenyum malas saat Dankar menggeser kotak kayu ke hadapannya. Itu adalah 'barang' yang telah pemuda itu pesan sejak setengah tahun sebelumnya.

"Wanita itu sama seperti rubah yang suka menggoda," Komentar Dankar dengan wajah cemberut.

Shuan hanya tersenyum dengan santai, "Wanitaku bukan rubah, tetapi singa betina."

"Semua wanita di dunia ini sama. Jika bukan perhiasan dan uang maka mereka hanya mengincar status."

"Tidak masalah. Wanitaku bisa mendapatkan perhiasan, uang, dan status apapun yang ia inginkan."

Dankar mendengus keras mendengar jawaban enteng pemuda itu. Ia hanya melambaikan tangan untuk menyudahi perdebatan. Pada akhirnya, ia tetap akan memanjakan dan mendukung pilihan keponakannya itu.

"Lihatlah, apa sudah sesuai keinginanmu."

Shuan segera membuka kotak kayu di atas meja. Berbagai jenis berlian 'khusus' yang dipesannya ada di dalam. Pemuda itu melihat sekilas, lalu mengangguk puas. Shuan menutup kotak kayu sambil beralih pada pria di hadapannya.

"Sudah sampai di Arai, kenapa tidak tinggal di Yard selama beberapa hari?"

"Yard tidak lagi memiliki tempat untukku," Ucap Dankar sambil menyeruput tehnya.

Shuan menyeringai, lalu berkata, "Aku bisa memberikan tempat terbaik di Yard."

Dankar meletakkan cangkir tehnya dan tersenyum dengan ekspresi acuh. Ia mengetukkan jari di lengan kursi sambil menatap pemuda di hadapannya.

"Apa yang ada untuk dilihat? Kuburan seluruh Klan Ruth?"

"Ya, itu kedengarannya bagus," Shuan mengusap dagunya dengan senyum samar.

Sudut bibir Dankar berkedut dan berakhir dengan kekehan sumbang.

"Sayangnya Klan Ruth telah menghapus nama Regen dari garis keturunannya. Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku."

THRONE - The Real Of The KingWhere stories live. Discover now