XLI - Dowry

15K 1.6K 633
                                    

"Happines lives inside of the smalles moments."


Langit cerah setelah hujan tadi malam. Angin sepoi-sepoi di pagi hari menyapu pohon mapple sepanjang jalan, melemparkan banyak dedaunan ke tanah.

Setelah sebulan berlalu, tanpa terasa rombongan Jenderal Shuan Greer akan segera memasuki ibukota setelah berhasil meredakan ketegangan antara dua kerajaan. Tidak hanya rakyat yang bersukacita, jiwa para pejabat di pengadilan istana merasa lega.

Pada siang hari ketika rombongan memasuki ibukota, genderang dibunyikan. Raja Herodias memimpin para pejabat pengadilan di aula istana untuk menyambut kembalinya tentara. Orang-orang memadati kedua sisi jalan utama menuju gerbang istana. Setiap bangunan dengan pemandangan ke jalan tampak penuh sesak.

Gelombang barisan prajurit berzirah hitam memasuki kota, menyilaukan karena cahaya dingin metalik yang dipantulkan. Sebuah bendera hitam besar dengan gambar rajawali yang dibordir benang emas berkibar tinggi di angin tampak sangat mengesankan. Meskipun Shuan Greer hanya membawa seribu pasukan, tetapi sudah cukup membuat rakyat bersemangat untuk menyaksikan arak-arakan prajurit yang dikenal dengan kehebatannya tersebut.

Seribu pasukan berhenti di luar gerbang istana. Shuan hanya mempimpin selusin prajuritnya memasuki istana guna prosesi penyambutan. Sepanjang langkah, suara sepatu bot mereka mengetuk lantai istana dan bergema melahirkan momentum yang kuat.

Raja Herodias turun dari platform yang ditinggikan tiga tingkat, lalu mengambil sebuah gulungan dari meja untuk diserahkan pada penasihatnya. Serangkaian kalimat membosankan dilantunkan penasihat raja untuk memuji Shuan Greer dan tentara sebagai pahlawan, kemudian di akhiri dengan penyerahan upeti dan hadiah.

Shuan menerima gulungan sutra merah dari Raja Herodias dengan kedua tangan. Ia berdiri di sana dengan segala keagungan dan begitu menonjol dari para pejabat. Karena Shuan telah menyerahkan laporan damai dua kerajaan, tidak ada urusan untuk tinggal lebih lama.

“Jenderal ini akan pergi lebih dulu karena memiliki banyak urusan,” Shuan berkata dengan nada malas-malasan.

Raja Herodias tidak menahan lebih lama dan mengangguk dengan tawa canggung.

“Ya tentu saja, Jenderal Shuan baru kembali dari utara. Pasti banyak urusan yang harus diselesaikan. Maka kembalilah untuk istirahat.”

Shuan hanya bergumam setuju dan meninggalkan aula istana. Untuk sesaat ada keheningan di dalam ruangan. Karakter utama sudah pulang lebih awal, para pejabat juga tidak memiliki keinginan untuk tinggal lebih lama.

 Karakter utama sudah pulang lebih awal, para pejabat juga tidak memiliki keinginan untuk tinggal lebih lama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam di mana tidak ada bulan dan bintang, hanya lilin kaca yang memancarkan cahaya redup. Baru saja akan berbaring, ketukan di jendela membuat Irish kembali beranjak. Jendela dibuka tetapi hanya ada embusan angin tanpa kehadiran siapapun, bahkan tidak terlihat satu pun penjaga bayangan di kegelapan.

Irish mengambil jubahnya, lalu membuka pintu dan berjalan perlahan menuju halaman. Ketika menoleh ke samping, ia melihat Shuan berdiri menyandarkan punggungnya pada pohon mapple. Bola salju yang meringkuk dalam pelukan pemuda itu segera melompat, menerjang ke arah Irish, berputar untuk mengendus, lalu bermain dengan ujung jubahnya.

THRONE - The Real Of The KingWhere stories live. Discover now