XV - The Hunting

14.3K 1.6K 135
                                    

"She is not perfect, but she is complete."

Hari perburuan yang diadakan istana kerajaan akhirnya tiba. Tepat di pagi hari yang cerah dan hangat, puluhan bangsawan, pejabat istana, dan tamu kerajaan telah berkumpul di tanah lapang tempat di mana api unggun dan tenda-tenda megah di dirikan.

Pesta perburuan yang di pimpin langsung oleh Raja Herodias merupakan kegiatan yang dilakukan setiap tahun ketika musim semi tiba. Kegiatan perburuan juga salah satu kegiatan yang khas dibandingkan kerajaan lain mengingat musim semi di Ivory dikenal dengan cuaca terbaik sepanjang tahun. Perburuan biasanya dilakukan selama dua hari satu malam di hutan firewood.

Gong ditabuh menandakan bahwa perburuan telah di mulai.

Semua bangsawan dan pejabat istana tampak antusias menyambut pembukaan acara yang dilakukan Raja Herodias. Sheeba dan Irish yang telah bergabung sejak awal tampak memakai stelan berburu berupa gaun khusus yang dipasangkan dengan celana dan sepatu kulit hitam.

Meski awalnya cukup gugup, Irish mulai merasa tenang mengingat Han yang semakin waspada, juga karena beberapa perhiasan yang Shuan telah berikan sebagai senjata rahasia. Gadis itu sengaja hanya mengepang rambutnya menjadi satu bagian dalam sebuah jepitan.

"Irish, aku sudah berhasil menaikkan kemampuan memanahku akhir-akhir ini," Celoteh Sheeba memamerkan busur barunya sambil berpose seperti pemanah profesional.

Jili dan Jane yang berdiri di belakang Irish sedikit was-was. Mereka masih ingat dengan jelas perburuan tahun sebelumnya di mana Sheeba hampir saja memanah salah satu kaki pemuda bangsawan karena salah sasaran. Irish hanya tersenyum kecil mendengar Sheeba yang sangat bangga.

"Perburuan tahun ini terasa lebih meriah," Ucap Sheeba melihat sekitarnya, "Pasti karena tamu dari kerajaan lain juga ikut serta."

Irish lagi-lagi hanya mengangguk kecil dan berjalan bersama Sheeba ke pinggir kerumunan. Gadis itu berbalik dan beralih pada dua pelayan yang mengekorinya dengan setia.

"Kalian juga harus bersenang-senang," Ucap Irish, "Tidak perlu cemas dan mengikutiku sepanjang waktu."

"Benar," Timpal Sheeba, lalu melanjutkan dengan meyakinkan, "Tenang saja, Irish akan aman bersamaku."

"Tapi Tuan Putri..." Ucap Jili dengan sedikit keberatan.

"Aku akan segera memanggil kalian jika membutuhkan sesuatu," Potong Irish meyakinkan.

Jane dan Jili akhirnya mengangguk mengerti meski masih berat hati. Irish tersenyum kecil dan membiarkan kedua pelayan setianya menikmati waktu mereka. Lagipula, sangat jarang bagi keduanya bisa bermain-main di luar istana selain untuk menyusup keluar mengikutinya.

Baru akan melanjutkan langkah, kaki Sheeba dan Irish mendadak berhenti saat mendengar sebuah seruan. Mereka berbalik dan menyadari perhatian semua orang sudah teralihkan.

Semua orang memusatkan mata mereka ke arah rombongan kuda yang berlari memasuki kamp perburuan. Beberapa prajurit berkuda mengikuti di belakang sosok pemuda yang menunggang kuda di barisan terdepan. Selapis bulu pada tali kekang itu halus dan mengkilap dari kejauhan.

Pemuda yang menunggang kuda gagah berani tetapi sangat anggun. Perawakannya sangat tinggi dan lurus, mengenakan pakaian khas berburu hitam yang dilapisi jubah bersulam benang keemasan. Pakaiannya tampak sederhana dan biasa, tetapi jika dibandingkan dengan milik seluruh pejabat dan bangsawan, bahannya jelas dibuat dari material yang lebih unggul dan berkualitas.

Semua orang melihat wajah tampan itu tanpa berkedip sama sekali. Tetapi pusat perhatian itu justru melihat yang lain hanya acuh tak acuh. Meski sepasang mata itu terang dan bermalas-malasan, orang lain justru merasakan kesan hangat sekaligus dingin.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang