XXI - Tea Banquet

15.1K 1.6K 417
                                    

"She is no longer on the path, she has become the path."


Sebuah kereta kuda dengan plakat kerajaan berhenti tepat di depan gerbang mansion Kerajaan Nexsus. Jili turun dari kereta dan melihat ke sekitar. Pada umumnya di kediaman bangsawan apalagi tamu kerajaan, selalu memiliki penjaga gerbang atau pelayan yang akan menyambut tamu datang jika mengadakan suatu acara. Tapi anehnya, tidak ada satupun orang yang di tempatkan di gerbang mansion Kerajaan Nexsus.

"Tuan Putri, tidak ada satupun orang di gerbang," Ucap Jili melaporkan, "Apa mansion Kerajaan Nexsus benar-benar mengadakan jamuan?"

Jane segera turun dan mengambil undangan dari dalam saku besarnya. Ia mengecek kembali dan ikut keheranan.

"Tapi waktunya sama dengan yang tertulis di undangan."

Irish segera menyadari ada yang tidak beres setelah mendengar ucapan Jane. Ia meminta undangan itu dan mengeceknya kembali.

"Kalian tahu kapan kereta Putri Lilith keluar dari istana?"

Jane berpikir untuk beberapa saat, lalu mengingat sesuatu, "Pelayan mengatakan Putri Lilith berangkat lebih awal. Sekitar satu jam yang lalu."

"Benar-benar tidak sopan," Ucap Jili mulai mengeluh, "Bagaimana bisa tidak menempatkan satu penjaga pun."

Irish tersenyum dingin dan acuh tak acuh menyadari sesuatu. Putri Arabelle memang tidak merencanakan apapun saat jamuan teh, tapi menuliskan waktu di undangannya berbeda dengan yang lain agar bisa mempermalukan dirinya. Irish hanya tidak mengerti, kenapa Putri Arabelle sangat membencinya dan selalu membuat masalah untuknya tanpa sebab yang jelas.

"Putri Arabelle memang sengaja membuat kita datang terlambat."

Jili dan Jane segera menyadari maksud ucapan tuan mereka dan menjadi sangat marah.

"Tuan Putri, sebaiknya kita kembali ke istana," Ucap Jili geram diangguki oleh Jane.

Irish hanya tersenyum acuh, lalu keluar dari kereta kuda dengan sangat tenang.

"Mari kita masuk dan dengar apa yang akan Putri Arabelle katakan."

Jili dan Jane baru akan melayangkan protes saat tiba-tiba mendengar derap langkah kuda yang berlari dari kejauhan. Seketika mereka menoleh dan mendapati seorang pemuda tampan menunggang kuda dengan mantab diikuti tiga penjaga berkuda di belakang.

Pemuda di atas kuda itu luar biasa tampan dengan senyum malas yang menggantung di bibirnya. Jubah bulu serigala hitamnya mengalir sangat elegan. Itu tampak seperti pasangan dari jubah serigala putih milik Irish. Kudanya melambat dan berhenti tepat di samping kereta kuda kerajaan.

"Ternyata bukan hanya jenderal ini yang datang terlambat," Ucap Shuan dengan kilat menggoda.

Irish hanya mendengus dalam hati mendengar godaan pemuda itu. Ia kembali teringat pada informasi yang Shuan berikan ternyata sama sekali tidak akurat. Irish bertanya-tanya, mungkin pemuda itu memang sengaja membohonginya bahwa Putri Arabelle tidak merencanakan sesuatu.

"Karena informasi seseorang sangat tidak akurat, saya menjadi terlambat datang," Sindir Irish.

Shuan tertawa dengan suara serak dan dalam yang terdengar misterius namun indah. Pemuda itu turun dari kuda, lalu menyerahkan tali kekang pada penjaganya.

"Orang itu akan bertanggung jawab," Ucap Shuan dengan senyum samar.

Irish terdiam untuk beberapa saat dan hanya melihat punggung pemuda itu yang berjalan menuju gerbang. Saat Shuan menoleh dan memberikan ajakan dengan kepalanya, akhirnya Irish melangkah mengikuti pemuda tersebut.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang