XXVI - Nightmare

14.6K 1.6K 288
                                    

"In my nightmares, someone else is calling you theirs."

Seorang gadis berjalan dengan riang menuju Kastil Timur dengan menenteng sekeranjang penuh kue. Sejak kejadian terakhir kali di kediaman perdana menteri, Nyonya Lucille tidak mengizinkan Sheeba untuk keluar dari kediaman.

Sheeba merasa sangat sedih karena ingin bertemu dengan Irish untuk memastikan keadaan sahabatnya tersebut. Setelah akhirnya mendapat izin meski dengan pengawalan ketat, Sheeba menjadi sangat gembira dan tidak sabar.

“Irish!”

Panggilan keras itu membuat seorang gadis bersama dua pelayannya yang sedang merangkai bunga di teras seketika menoleh. Sheeba memasang senyum yang sangat lebar dan buru-buru berlari menghampiri sahabatnya tersebut.

“Irish, aku merindukanmu!” Sheeba memeluk lengan sahabatnya dengan erat.

Irish hanya tersenyum tidak berdaya melihat tingkah Sheeba dan segera meletakkan rangkaian bunga di tangannya.

“Apa yang kau bawa?” Tanya Irish melirik ke ranjang di meja.

Sheeba teringat pada kue-kuenya dan seketika menjelaskan dengan penuh semangat.

“Ini adalah kue-kue buatan koki di rumahku. Karena kau tidak terlalu suka rasa manis, aku sengaja meminta koki untuk membuat kue khusus untukmu. Mereka mengatakan ini dibuat dari sari buah sebagai pemanis.”

Irish hanya mengangguk kecil dan berterima kasih. Ia menyuruh kedua pelayannya untuk menyajikan minuman dan mengeluarkan kue-kue dari ranjang. Sheeba menatap dengan penuh harap saat Irish menggigit sepotong kecil.

“Bagaimana?”

Irish mengangguk puas dengan jujur. Rasanya memang sangat unik karena pemanis gula telah diganti dengan sari buah. Mungkin ia harus mencoba resep itu lain kali.

“Ini enak.”

Meski hanya pujian singkat, Sheeba sangat puas dan tersenyum semakin lebar. Tiba-tiba teringat akan sesuatu, gadis itu segera menatap Irish dengan penuh rasa bersalah.

“Irish, kejadian penculikan di kediaman perdana menteri adalah salahku. Aku benar-benar minta maaf.”

“Jangan berbicara omong-kosong,” Jawab Irish dengan tenang, “Itu bukan salahmu.”

“Tapi, kau tidak akan diculik kalau tidak mengantarku pergi ke kamar kecil,” Sheeba masih merasa sangat sedih dan menyalahkan dirinya sendiri.

Irish menghela napas tidak berdaya, lalu menenangkan.

“Hal buruk bisa terjadi pada siapa pun. Yang terpenting, keadaanku baik-baik saja. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri karena itu tidak ada kaitannya denganmu.”

Sheeba menatap sahabatnya dengan penuh haru dan kembali memeluk lengannya dengan perasaan lega. Perkataan Irish sangat benar, yang terpenting sahabatnya itu tidak mengalami hal buruk. Saat berpikir kembali tentang peristiwa penculikan itu, tiba-tiba Sheeba teringat sesuatu.

“Omong-omong, apa kau benar-benar bertemu tanpa sengaja dengan Jenderal Tua Greer?”

Irish sedikit terkejut mendengar pertanyaan Sheeba. Ia mengangguk kecil tanpa perubahan ekspresi apapun.

“Wah, sangat hebat!” Puji Sheeba dengan takjub, “Kau pasti gadis paling beruntung di Ivory. Aku pernah mendengar Ayah mengatakan tidak sembarang orang bisa masuk ke mansion Greer.”

Irish hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Sheeba. Gadis itu juga telah mengetahui tentang desas-desus bahwa Jenderal Tua Greer sangat membatasi hubungan sosialnya dengan pejabat. Tidak mengherankan Klan Greer hidup begitu damai dan aman selama ratusan tahun karena dikenal tidak pernah ikut campur dalam intrik kekuasaan.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang