XXIV - Capital Wave

13.8K 1.6K 310
                                    

"Sin makes its own hell, and goodness its own heaven."

Ketika Irish membuka mata, kereta kuda telah berhenti bergerak. Entah karena efek obat bius yang sepenuhnya belum hilang atau karena kelelahan, gadis itu tertidur selama perjalanan. Irish segera menegakkan duduknya saat menyadari sesuatu. Ia merasa sangat malu karena melupakan keberadaan pemuda yang duduk di sampingnya.

“Sudah merasa lebih baik?” Tanya Shuan dengan senyum samar.

Irish hanya bisa membuang wajahnya yang semakin memanas menuju ke jendela untuk melihat keluar. Gadis itu mengernyit bingung saat tidak mengenali lingkungan di mana kereta mereka berhenti.

“Di mana kita?”

Mansion Greer,” Jawab Shuan dengan enteng, lalu segera turun sebelum Irish sempat mengucapkan apapun, “Turunlah.”

Irish menatap uluran tangan Shuan dengan sudut bibir yang berkedut. Jika beberapa saat lalu wajahnya memerah karena malu, kini wajahnya memerah karena kesal. Gadis itu melengos untuk memperbaiki posisi duduk dan menolak untuk turun.

“Jenderal Shuan, saya akan merepotkan anda untuk mengantar saya kembali ke kastil timur.”

Shuan tersenyum tidak berdaya mendengar penolakan gadis itu. Ia menyenderkan tubuhnya ke pintu kereta dengan kedua tangan terlipat di dada tanpa berkomentar apapun. Irish menjadi semakin sebal dan akhirnya beralih pada pemuda itu. Untuk beberapa waktu, keduanya hanya saling adu menatap.

Beberapa prajurit yang diam-diam mencuri pandang hanya membersit hidung. Selama ini, tidak ada yang benar-benar berani menatap tuan mereka dengan mata yang jelas dan menantang. Mereka menjadi linglung saat mendapati tatapan tuan mereka justru mengandung sinar geli dan lembut.

Pada akhirnya Shuan mengusap bibirnya dan membuka suara lebih dulu.

“Kabar penculikanmu sudah diketahui oleh banyak orang. Tentu saja aku bisa mengantarmu secara langsung ke istana tetapi itu akan menimbulkan gosip buruk,” Ujar Shuan, lalu kembali menjelaskan, “Seorang putri kerajaan yang belum menikah dan pemuda lajang kembali bersama di malam hari, bukankah akan lebih merusak nama baikmu?”

Irish seketika mengatupkan mulutnya mendengar penjelasan tersebut. Gadis itu tidak bisa menyangkal ucapan Shuan yang masuk akal. Kabar penculikannya telah tersebar dan pasti ada banyak mata yang memperhatikan istana. Jika tiba-tiba ia kembali dengan selamat bersama Shuan Greer, tentu akan menyebabkan gosip yang lebih buruk.

Di dalam hati, Irish merasa sangat bersyukur bahwa Shuan Greer selalu memikirkan semua hal hati-hati untuk melindungi reputasinya. Akhirnya, gadis itu menurunkan sikap keras kepalanya. Ia menerima kembali uluran tangan Shuan untuk turun dari kereta kuda.

Setelah menginjakkan kaki di tanah, Irish segera melihat sekelilingnya. Itu adalah halaman yang bahkan lebih bagus dari halaman kastil timur. Tidak heran jika mansion Greer dijuluki sebagai salah satu kediaman terbaik di Ibukota. Perhatian Irish kembali teralihkan saat Shuan memberi kode dengan anggukan agar mengikuti langkahnya.

“Apa yang kau rencanakan dengan membawaku ke mansion Greer?”

Shuan tidak terburu-buru untuk menjawab. Ia menuntun langkah Irish menuju salah satu bangunan terbesar.

“Seseorang akan membantumu terhindar dari gosip buruk.”

Irish mengernyitkan alisnya dengan tidak paham. Langkahnya ikut terhenti saat Shuan berdiri di depan pintu ruangan.

“Siapa yang kau maksud?”

“Jenderal Tua Greer.”

Irish belum sempat bereaksi saat pintu ruangan sudah lebih dulu terbuka menampilkan sosok pria tua diikuti seorang pelayan paruh baya di belakangnya. Jenderal Tua Greer yang berencana keluar menuju perpustakaan sedikit terkejut melihat dua orang berdiri di depan pintunya.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang