IV - Hidden Mask

17.3K 1.8K 151
                                    

"Never forget who you are."


Pangeran Elliot berjalan memasuki istana diikuti penasihatnya. Beberapa pelayan wanita menghentikan pekerjaan dan menunduk malu-malu untuk memberi hormat. Setelah melewati beberapa bangunan, langkah Elliot terhenti saat melihat siluet yang beberapa hari belakangan mengundang rasa penasarannya.

Elliot segera memutar langkah. Ia bergegas mengambil jalan menuju ke arah berlawanan di mana Irish sedang berjalan. Langkah mereka sama-sama berhenti saat saling berpapasan.

Irish dan Elliot menunduk sebagai protokol resmi kerajaan. Irish hanya mengangguk kecil saat beralih pada penasihat pangeran di belakang yang juga menundukkan kepala. Dalam waktu singkat gadis itu dapat menebak bahwa keduanya datang untuk mengunjungi Raja Herodias.

“Kebetulan bertemu Tuan Putri,” Ucap Elliot dengan alami membuat penasihat di belakangnya hampir terbatuk-batuk.

“Adakah yang bisa saya bantu?” Tanya Irish tanpa berbasa-basi.

“Sebenarnya kami sedikit bingung mencari arah menuju ke ruang kerja Raja Herodias dan tidak berpapasan dengan satu pelayanpun,” Elliot melihat sekelilingnya lagi dan kembali pada gadis di depannya dengan ekspresi malu dan sedikit putus asa, “Jika tidak keberatan, Putri Irish bersedia menunjukkan jalan?”

Irish terdiam beberapa saat lalu mengangguk sopan. Beberapa pelayan memang diatur untuk tidak banyak beraktivitas di sekitar ruang belajar dan perpustakaan istana.

Elliot menyembunyikan senyumannya dan mengikuti Irish berjalan menyusuri koridor panjang yang dikelilingi pilar tembok besar diikuti penasihatnya yang mengekor di belakang. Dengan alami mensejajarkan langkah, Elliot melirik gadis di sampingnya. Ia sedikit memutar otak untuk mencoba mencari topik percakapan yang tepat.

“Cuaca di Ivory sangat cerah,” Ucap Elliot membuka suara, “Sedikit berbeda dengan Ursula yang selalu bersalju.”

“Benarkah?” Irish tampak menanggapi dengan tertarik, “Saya dengar Ursula memiliki puncak salju abadi yang indah.”

“Itu benar,” Elliot menjawab dengan bangga. Lebih tepatnya, bangga karena berhasil melemparkan topik yang menarik perhatian gadis di sebelahnya, “Pegunungan Hayyi memiliki puncak salju yang abadi. Dari mana Putri Irish mengetahui tentang itu?”

“Hanya pernah membaca dari beberapa buku.”

“Jadi, Putri Irish suka membaca?” Tanya Elliot dengan antusias.

Irish mengangguk kecil, “Sekadar mengisi waktu luang.”

“Itu bagus, saya juga menikmati kegiatan membaca,” Timpal Elliot dengan penuh semangat.

Penasihat pangeran yang mengekor di belakang diam-diam membersit hidungnya. Pangeran Elliot memiliki sifat asli yang sedikit serius dan penuh pertimbangan. Entah sejak kapan tiba-tiba menjadi sangat ramah dan penuh semangat.

Tanpa sadar langkah Irish berhenti di depan sebuah pintu kayu yang megah dan besar. Elliot baru akan mengucapkan sesuatu tetapi lebih dulu diinterupsi oleh pintu yang terbuka. Seorang wanita cantik melangkah keluar ruangan. Mereka segera menunduk kecil untuk menyapa Ratu Lidya.

Ratu Lidya sempat terkejut dan segera mengubah ekspresi wajahnya kembali bermartabat. Ia mengulas senyum ramah pada Elliot dan penasihatnya. Kemudian menatap Irish hanya dengan lirikan singkat.

“Apakah Pangeran Elliot akan menemui Yang Mulia Raja?”

Elliot mengangguk dengan sopan, “Saya datang untuk mendiskusikan beberapa hal.”

Ratu Lidya ikut mengangguk dengan pengertian dan mempersilahkan Elliot bersama penasihatnya untuk langsung memasuki ruangan.

Elliot segera beralih pada Irish dengan senyum cerah, “Terima kasih karena bersedia mengantar. Lain kali, mari mengobrol lebih lama.”

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang