(7) lagi dan lagi

3.8K 180 4
                                    


Apa kita hanya sebastian?
'sebatas teman tanpa kepastian'

Hanya deru nafas yang terdengar di dalam kamar bernuansa biru laut tersebut. Sepertinya sang empu sedang di landa mimpi buruk.

Lihat saja sekarang,arin sedang duduk di kasurnya sambil menetralkan nafasnya. Air matanya lolos begitu saja,membasahi pipi mulusnya.

Mimpi itu datang lagi

Yaa,mimpi itu datang lagi. Mimpi yang sering menghantui arin sejak cewek itu duduk di bangku smp. Dirinya sendiri pun tidak mengetahui makna mimpi itu.

Mimpi dimana dirinya di selamatkan oleh seorang gadis yang sebaya dengannya. Mimpi itu tampak nyata,karena arin benar-benar melihat gadis itu terbaring lemah dengan berlumuran darah di sampingnya.

Tapi arin tidak tau pasti siapa gadis itu. Karena memang wajahnya tak nampak jelas. Tapi yang pasti,gadis itu telah menyelamatkan dirinya dari tabrakan sebuah mobil. Tapi itu hanyalah mimpi,yang seperti pernah terjadi.

Arin melirik jam di sebelahnya. Waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Arin bingung harus bercerita pada siapa tentang mimpi ini,mimpi yang selalu datang padanya selama bertahun-tahun.

Masih dengan mata yang penuh dengan air mata,arin mengambil tas sekolahnya. Dan memasukkan baju seragamnya ke dalam tas.

Arin membuka pintu rumahnya perlahan,hingga akhirnya ia mencapai stang motornya. Arin tau kemana dirinya akan pergi untuk saat ini. Pastinya ke tempat orang yang sayang dengannya,orang yang siap mendengar curhatannya kapan saja.

****

"coba kamu telpon arin lagi",leon bicara pada risha.

Seisi rumah sedang mencari keberadaan arin saat ini. Pasalnya,arin tidak ada di kamarnya. Sudah hampir satu jam arisha menghubungi saudara kembarnya itu,tapi hanya ada suara operator yang mengatakan jika nomor arin tidak aktif,"gak aktif pah",ucap risha cemas.

"yasudah kamu sekolah aja dulu. Siapa tau arin sekolah",nita,mamahnya.

Risha langsung menyalimi kedua tangan orang tuanya,kemudian langsung menaiki motor matic miliknya.

****

38 missed call

From : Arisha

Arin menatap remeh pesan itu,kemudian memasukkan hp nya ke saku seragamnya.

"oma,rintha jalan dulu ya",arin mencium punggung tangan milik sang oma.

"kamu jangan minep sini lagi rintha,kasian mamah papamu sama risha. Mereka pasti nyariin kamu",yaa,dia adalah sofi. Ibu dari leon yang notabenya adalah nenek dari arin dan arisha.

Sang oma memang memanggil arin dengan sebutan rintha,karena menurutnya tidak cocok jika arin&risha. Yang cocok adalah rintha&risha.

"iya oma,nanti aku pulang"

Sofi tersenyum hangat pada sang cucu,kemudian mengantarkannya sampai ke depan pintu rumah.

Setelah beberapa menit,akhirnya arin sampai ke dalam sekolahnya.

Arin menyusuri koridor yang masih lumayan sepi. Entah kenapa mimpi itu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Walaupun arin sudah menceritakannya pada sang oma,tapi tetap saja beban di kepalanya tidak juga hilang.

"arinn",teriak seseorang.

"kesambet setan?",tanya arin pada yola yang mulai mendekatinya.

"lah kok kesambet setan?"

ClarinthaWhere stories live. Discover now