(49) bukan akhir dari semuanya

2K 89 10
                                    


Aku akan pergi
Untuk meraih mimpi
Dan juga, berusaha membuat perasaan ini menepi

Berbahagialah,
Aku tau jika hadirku hanya merusak hari harimu

- Yola

****

Seusai memberi obat pada Kenan, Arin bergegas keluar dari kamar Kenan. Tak enak juga jika harus berlama-lama di kamar Kenan. Arin segera menghampiri yang lainnya ke taman belakang rumah Kenan, tempat biasa mereka berkumpul.

Namun langkahnya terhenti, mencoba memfokuskan matanya ke satu titik. Arin mendekat ke dinding dinding sebelah kanan, dimana disitu banyak terpajang foto-foto Kenan bersama keluarganya. Namun bukan itu yang ia lihat, melainkan foto dua orang yang memakai seragam TK, hingga yang terakhir memakai seragam SMA.

Tentu Arin mengenalinya. Di dalam foto itu adalah Kenan dan Yola. Keduanya tampak serasi dengan senyum yang merekah. Sedekat ini hubungan mereka sejak dulu?. Bagaimana Arin bisa tak tau, bahkan dirinya dan Yola juga sudah lama bersahabat, tapi mungkin tak selama Yola bersahabat dengan Kenan.

"Arin? Gak ke belakang?",Arin sontak menoleh, mendapatkan Yola berdiri di belakangnya dengan beberapa makanan ringan.

Yola harus bisa terlihat biasa saja, walaupun aslinya cewek itu masih malu untuk berhadapan dengan seorang Arin,"Lo darimana Yol?"

"Oh ini ngambil makanan di kamar kak Kia sama bang Kevan, di kamar mereka banyak makanan"

"Memang mereka kemana? Kok rumah sepi?",tanya Arin.

"Kayaknya ada acara keluar kota deh, yaudah gue duluan ya mau buat minum di bawah"

Arin hanya mengangguk samar. Matanya melihat Yola menuruni anak tangga dengan gerakan cepat. Lagi, Arin merasa seperti orang asing ketika ada Yola di rumah ini. Seperti tak bebas untuk bergerak, lebih tepatnya Arin memang tidak terlalu mengenal rumah ini.

Berbeda dengan Yola yang berlaku seolah pemilik rumah Kenan. Sahabatnya itu sejak tadi layaknya tuan rumah. Memasuki kamar Kiara, kamar Kevan, dan sepertinya sebentar lagi akan memasuki kamar Kenan. Mengapa Arin menjadi tidak percaya diri seperti ini?.

****

Yola membawa nampan berisi makanan makanan ringan dan beberapa minuman bersoda ke taman belakang. Sudah ada Krisna dan Putra, Rika dan David belum datang rupanya. Sejak liburan kemarin, David dan Rika lebih sering menempel. Sepertinya dalam waktu dekat ini akan ada kabar bahagia dari dua sejoli tersebut.

Tanpa sepatah kata pun, Yola meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja. Jujur, tangan Yola gemetar, pelipisnya sudah penuh dengan keringat dingin. Entah mengapa selalu seperti itu sejak waktu itu. Jantungnya pun berdegup tak karuan.

"Makasih Yol, sini gabung aja kali",teriak Krisna dari arah ayunan.

"Iya sini, mau ngapain lo kedalem?",kali ini Putra yang bicara.

"Lanjut aja",balas Yola tanpa menoleh. Keringat dingin di pelipisnya semakin bertambah banyak. Rasa gugup serta malu masih hinggap di dalam dirinya.

Yola segera melanjutkan langkahnya, namun lagi lagi langkahnya harus terhenti. Yola menabrak bahu seseorang, dan ya itu bahu Arin,"maaf maaf"

ClarinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang