(39) tujuan liburan

2.4K 120 1
                                    


Terimakasih telah mengajarkanku tentang arti cinta. Sekarang aku tau, akan ada sebuah penyesalan yang ku temui lewat sebuah kenangan

****

Cafe Circle menjadi tempat berkumpul mereka pagi ini. Sebenarnya mereka janjian untuk berkumpul di jam 10 pagi. Namun sejak jam 8 pagi tadi Rika dan David sudah lebih dulu datang. Tujuan utama mereka adalah untuk memakai wifi cafe secara gratis.

Tidak ada makanan yang tersaji di atas meja. Arin memandang keduanya kesal, bagaimana mereka bisa betah dengan keadaan seperti ini. Tidak ada yang berbicara, keduanya menatap ponsel masing-masing.

"Bosen gue gila, lo berdua juga ngapain pake telpon gue suruh kesini duluan"

"Aturan gue masih rebahan di rumah, atau gak bareng Risha aja",lanjut Arin dengan kesal, kemudian ia menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi.

David menghentikan aksinya lalu beralih menatap Arin,"gue kira lo gak ada kuota gitu"

"Gue gak terlalu miskin ye vid",Arin memutar bola matanya malas. Keadaan tempat ini masih sepi, mereka adalah pengunjung pertama disini.

****

Kenan bersalaman pada pria paruh baya di depannya. Bibirnya menyunggingkan senyum hangat,"Yola ada om?", tanyanya pada Deri, ayah Yola.

"Ada di kamarnya nak"

"Saya ke kamarnya dulu ya om, mau ngajak dia pergi",setelah mendapat jawaban dari sang tuan rumah, Kenan bergegas menuju kamar Yola. Semalam cewek itu sendiri yang meminta agar Kenan berbarengan untuk pergi ke cafe bersama mereka.

Sebelum masuk Kenan mengetuk pintu terlebih dahulu. Takut mengganggu, ia juga takut jika nantinya Yola sedang ganti baju atau mandi?. Itu sangat memalukan nantinya. Tidak ada sahutan dari dalam. Kenan mendorong pintunya pelan,"Yol".

Suhu AC yang sangat dingin menyambutnya pertama kali datang,"bangun woy mau ngumpul gak, udah jam sembilan yol"

Masih tak ada jawaban. Kenan menyibak selimut Yola, kemudian menarik tangan cewek itu pelan. Kenan menyadari sesuatu, tangan Yola dingin. Bahkan sangat dingin.

"Yol bangun dulu",tangannya meraba kening Yola, dan suhu tubuhnya tinggi. Dengan cepat Kenan mematikan AC kamar dan menyibak gorden.

"lo kalo sakit bilang yol, bangun dulu gih"

"Yola, bangun dulu"

Kenan bergegas menghampiri Deri, bermaksud memberi tau pria paruh baya itu jika Yola demam. Tungkainya melangkah hingga tempat Deri berada,"om Yola sakit"

"Sakit apa? Tadi subuh sholat sama om kok",Deri segera meletakkan koran di atas meja, kemudian setengah berlari menuju kamar Yola. Tanpa melanjutkan obrolan mereka.

Ruangan bernuansa merah muda itu kini terisi oleh Deri dan Kenan. Deri memegang kening Yola,"iya panas",gumamnya.

"Jadi gimana om? Mau ke rumah sakit?", sebenarnya Kenan ragu untuk mengatakannya, ia sangat tau jika Yola tidak akan ke rumah sakit jika tidak terpaksa. Kenan sangat tau jika Yola sangat membenci rumah sakit.

ClarinthaWhere stories live. Discover now