(48) sebuah penyelesaian

2K 89 4
                                    


Aku tau diri
Kamu tak pantas untuk melepaskan
Dan aku tak pantas untuk mendapatkan

- Yola

****

Yola menutup pintu kamar orang tuanya. Umi dan papahnya sudah tidur, tadinya Yola berniat mengajak kedua orang tuanya itu untuk nonton film bersama. Maklumlah, Yola kesepian. Ia anak tunggal.

Waktu sudah menunjukkan angka 10 malam, tapi Yola tak kunjung memejamkan mata. Grup liburan sedang ramai, sepertinya sejak tadi siang mereka sudah sampai lagi dari liburan. Yola masih tak berani memunculkan diri ke tengah tengah mereka. Dirinya merasa malu.

"And i love you three thousand",bibirnya bergerak bernyanyi tanpa suara, mengikuti alunan lagu yang berasal dari televisi. Ada acara besar di salah satu stasiun televisi, banyak artis artis ternama bernyanyi disana.

Biasanya jika tidak bisa tidur Yola akan menelpon Kenan terlebih dahulu. Apapun akan mereka bicarakan, namun semenjak Kenan resmi berpacaran dengan Arin, Yola sudah jarang melakukan hal itu. Terkadang malah Kenan yang lebih dulu menelponnya. Yola tau diri, ia juga tidak mau di cap sebagai teman makan teman.

Aktivitasnya terhenti ketika bel dari pagar depan berbunyi. Yola segera berlari ke dapur, cewek itu mengintip dari balik jendela yang sudah tertutup rapat. Tidak kelihatan, tertutup oleh besi pagar yang tinggi.

Yola segera membuka pintu perlahan. Tak lupa ponsel yang berada di genggamannya,"Yol buka ini gue",langkah Yola terhenti. Tubuhnya terasa kaku, ia bingung harus melanjutkan langkahnya lagi atau tidak.

"Yola, gue mau nganterin makanan buat lo nih"

"Gue udah liat lo, cepet bukain pagernya"

Lagi lagi suara bariton milik Kenan menginterupsinya. Yola meneguk salivanya susah payah. Ia masih malu untuk menemui Kenan,"ayolah Yol, jangan gini"

"Gue gak marah, itu hak lo buat suka sama gue"

"Lo pulang aja Ken, gue gak laper",Yola masih bergeming di tempatnya. Rasa sesak kembali menghampiri dirinya, Yola menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isakan yang akan keluar. Mengapa dirinya selemah ini jika sudah di hadapkan pada seorang Kenan Pradipta?.

"Buka, atau gue manjat pager ini", ucapannya tak main main, Kenan melempar makanan yang ia bawa dalam, dan mengambil ancang ancang untuk memanjat pagar tinggi tersebut.

"Jangan!, Itu ada alarm nya"

Yola berjalan gontai ke pintu pagar, Yola segera memasukan kode gembok agar gemboknya bisa terbuka,"mau apa kesini? Ini udah malem"

Kenan segera memeluk erat Yola, mendekap sahabatnya itu penuh kehangatan. Kenan tau perasaan Yola sekarang, cewek itu seperti menghindarinya. Tangis Yola pecah, tangan Yola meremas kuat punggungnya. Seperti ada sesuatu yang tertahan di dalam dirinya, Yola tak bisa mengeluarkan tangisnya sepenuhnya.

"Nangis semau lo, pukul gue semau lo, teriak semau lo",ucapan Kenan membuat Yola semakin mempererat pelukannya. Cewek itu sesenggukan, membuat Kenan menariknya ke dalam rumah.

"Lo jahat", ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Udah, lepasin dulu pelukannya. Sekarang lo tatap gue",Kenan menangkup pipi Yola, kemudian membawa Yola untuk duduk di sofa.

ClarinthaWhere stories live. Discover now