(12) peduli

3.7K 170 6
                                    


Jika dia tak kunjung memberi kepastian,maka lepaskan. Sebab perasaan bukanlah suatu permainan yang dapat dimainkan

Rasya terduduk lemas di sofa rumah sakit. Cowok itu langsung membuka tuxedonya dan meletakkannya pada punggung sofa. Kemudian,rasya mendekat ke ranjang arin,melihat sahabatnya itu terbaring lemas dengan bantuan oksigen untuk bernafas.

Rasya tak habis pikir mengapa arin melakukan semua ini. Itu sama saja bisa membunuh dirinya sendiri. Air es satu botol saja bisa membuatnya pingsan selama beberapa jam,apalagi ini sudah menghabiskan hampir sepuluh botol. Dan ini sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Rasya tau arin melakukan secara sengaja. Tapi karena apa?

****

"enghh..",erangan seseorang mampu membuat rasya terbangun dari tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Rasya menoleh ke arah arin yang perlahan membuka matanya,"lo udah sadar?",rasya beranjak dari sofa dan menghampiri sahabatnya itu.

Arin menyipitkan matanya untuk menetralisir cahaya yang masuk ke matanya. Untuk ke sekian kali,arin terpana akan ketampanan rasya di depannya saat ini,"hmm",arin berguman.

Kepalanya masih terasa sangat sakit. Efek dari semalam,"rin lo liat gue kan?",rasya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah arin.

"iya"

Rasya melepaskan alat bantu bernafas yang di pakai arin sejak semalam,"bisa nafas kan kalo gak make ini?",tangannya menunjuk alat nafas yang sudah berada di atas nakas.

"iya"

"lo bisa gak sih gak usah buat orang jantungan?kemaren itu kenapa tiba-tiba udah di halte itu?gue khawatir banget tau gak?lo-"

"gak usah berlebihan",jawab arin cuek.

Sebenarnya arin sangat senang karena rasya menunggunya di sini sejak semalam. Bahkan orang tuanya saja tidak mencarinya.

Ritme jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya kala melihat rasya berkacak pinggang di depannya,

Sangat tampan

"gimana gue gak berlebihan?lo aja-"

"kita itu cuma sahabatan,jadi gak usah kayak lo kehilangan pacar lo",arin memotong ucapan rasya lagi

"tapi rin gue itu say-"

"sayang sebagai sahabat itu bisa buat orang baper. Ati-ati"

Rasya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sungguh dirinya tak mengerti sekarang,"gue sayang sama lo clarintha"

Empat kata yang mampu membuat arin menegang di tempat. Namun beberapa detik kemudian,arin mengalihkan pembicaraan,"gak sekolah?"

"nungguin lo aja",jawabnya

"buat apa?"

"gue khawatir sama lo. Dokter bilang lo juga lagi itu tadi makanya lo lemah kondisinya"

Arin mengerutkan keningnya,"lagi itu apa?",tanyanya heran

"susah jelasinnya",rasya mengalihkan pandangannya secara tiba-tiba

"itu apa sih?",geram arin

"is,itu lo.."

"itu apaa?"

"lo lagi haid"

Blush

****

Bel istirahat sudah berbunyi. Kini cewek berkucir kuda itu duduk di bangku pojok kantin bersama temannya.

"arin mana ya?",gumamnya

ClarinthaOnde histórias criam vida. Descubra agora