(27) arin cemburu?

2.8K 132 19
                                    

Hai readers, i'm back.
Semoga suka sama part ini.
Jangan lupa terus vote setiap part ya, bisa buat aku lebih semangat update nih hehe.

Happy reading.


****

Move on itu pilihan
Gagal move on itu cobaan
Pura pura move on itu pencitraan

-kenanPradipta

Seminggu telah berlalu. Itu artinya ujian telah usai. Kini yang harus di pikirkan adalah ujian nasional. Para kelas dua belas harus belajar semaksimal mungkin agar mendapat nilai terbaik.

Kini setelah ujian berlalu, kenan berinisiatif membentuk kelompok belajar yang akan di adakan di rumahnya. Cowok itu mengajak Rasya,Risha,Yola,David,Rika, dan Arin juga. Sebenarnya Arin sempat menolak. Namun ia juga tidak enak terhadap teman temannya yang lain.

Arin menaruh tas ranselnya di atas meja belajar miliknya. Arin baru saja pulang sekolah. Tadi ia pulang di antar oleh Rasya. Seperti biasa, Arin tidak merasakan apapun saat bersama Rasya. Tapi entah mengapa dirinya seakan merasa puas karena ia memiliki Rasya seutuhnya. Sepertinya benar yang di katakan kenan. Bahwa Arin hanya berusaha merebut apa yang di miliki Risha saat itu.

Namun kini keadaan sudah mulai membaik. Haruskah ia melepas Rasya dan berbahagia dengan Risha?. Lalu bagaimana dengan dirinya?. Bahkan kenan saja sudah berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Entahlah,hidupnya terasa bertambah rumit.

Ketukan pintu membuat Arin berjalan gontai untuk membuka pintu kamarnya,"kenapa sha?",tanyanya.

Arin memperhatikan Risha. Cewek itu melihat wajah manis Risha yang sedang tersenyum. Betapa tersakitinya Risha karena ulah bodohnya. Arin sama saja menghambat jodoh orang lain bukan?. Entah kenapa dadanya seakan sesak melihat senyum tulus milik Risha. Arin tak tega. Selama ini ia sudah sangat kasar dan keterlaluan terhadap kembarannya itu.

"Kenapa?kok liatin aku begitu?",tanya Risha bingung.

Kepala nya menggeleng kecil, membuat Risha semakin bingung. Risha tetap mempertahankan senyumnya, membuat Arin seakan terjebak dalam posisi yang benar benar salah,"Lo mau apa kesini?",Arin menahan air matanya untuk tidak keluar. Suaranya bergetar ketika berbicara.

"Enggak, aku mau kasih obat kamu tadi aku liat di atas kulkas. Nih jangan lupa di minum"

Arin mengambil tabung obat tersebut dengan cepat. Tidak ada yang tau jika Arin mengonsumsi obat anti depresan. Yang mereka tau itu adalah obat yang biasa Arin minum jika ia kelupaan memakan es atau sesuatu yang dingin.

"Makasih sha"

Risha mengangguk, lalu kembali memasuki kamarnya yang tepat bersebelahan dengan kamar Arin.

Setelah pintu kamarnya tertutup rapat, arin membuka tabung obat tersebut dan segera meminum beberapa butir obat disana. Obat itu akan membuat Arin tertidur dan melupakan seluruh masalahnya. Arin benar benar lelah ketika bayang bayang masa lalu masih menghantui pikirannya.

Kecelakaan beberapa tahun silam,perlakuan kasar nya terhadap semua orang. Bahkan ia menatap ngeri tangannya sendiri. Tangan itu sudah membuat hidup banyak orang menderita. Tangan itu pula yang sudah melakukan banyak pembullyan terhadap banyak orang. Bayang bayang kejadian itu masih terekam jelas di dalam memorinya. Cewek itu butuh tempat bersandar sekarang.

Dan sayangnya, Rasya tidak bisa di jadikan tempat bersandar. Entahlah, Arin juga tidak nyaman jika harus menceritakan masalahnya kepada Rasya. Cewek itu butuh seseorang yang mengerti dirinya.

ClarinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang