(25) Risha sang bidadari

2.9K 130 6
                                    


Aku adalah pemeran utama di sebuah cerita. Lalu mengapa kau bawa dia dan mengubah alur cerita?

Rasya mematikan mesin motornya ketika sudah sampai di sekolah. Cowok itu tadi sudah menjemput arin untuk berangkat sekolah bersamanya, tapi risha bilang arin sudah berangkat lebih pagi. Alhasil ia berangkat ke sekolah sendirian, tanpa arin.

Untuk memastikan, rasya menuju kelas arin terlebih dahulu. Takut jika cewek itu belum sampai sekolah. Langkahnya terhenti ketika suara berat milik kenan memanggilnya, "rasya"

Cowok itu sontak menoleh, dan menemukan kenan berdiri disana dengan wajah datarnya. Rasya berjalan menghampiri kenan. Raut wajah kenan tampak serius.

"kenapa lo tinggalin cewek lo sendirian semalem?",tanya kenan

Rasya menghela nafas berat,"semalem pas gue balik arin sama lo udah jalan ke parkiran. Gue harus larang? Bukannya lo suka sama arin kan?"

"arin pacar lo,bukan pacar gue. Harusnya lo yang anter dia pulang semalem"

Rasya tersenyum miring, "apa masalahnya nan? Gue kasih jalan buat lo deket sama arin. Bukannya lo yang bilang kalo arin cuma terobsesi sama gue?"

"tapi lo yang ajak dia jalan semalem kan?"

"gue cuma mau kasih tau sama lo nan. Kalo lo berusaha buat arin bahagia dengan relain dia sama gue, itu salah. Kalo lo emang cowok, perjuangin dia. Kalo lo mau buat orang lain bahagia, buat dulu diri lo bahagia"

Setelah mengatakan itu, rasya kembali melanjutkan langkahnya dan menyisakan kenan yang berdiri disana masih dengan raut datarnya. Perkataan rasya tadi ada benarnya juga. Tapi apakah ia bisa memaksakan suatu perasaan, jika memang arin menyukai rasya? Bukan dirinya.

Kenan melangkahkan kaki ke kelas arin. Cowok itu harus menyadarkan arin, bahwa arin tidak menyukai rasya. Cewek itu hanya berusaha merebut apa yang risha punya.

Langkah kenan tertahan di ambang pintu kala melihat pemandangan di depannya. Rupanya rasya sudah lebih dulu ada disana. Cowok itu mundur sedikit,takut jika arin ataupun rasya mengetahui keberadaannya. Matanya melihat dari luar jendela. Kenan mengarahkan matanya untuk melihat ke arah arin, pandangan mata cewek itu kosong. Keadaan di dalam pun hening,hanya terdengar suara beberapa siswa yang sedang piket. Arin dan rasya sama sama tidak membuka suara.

Kenan memutuskan untuk pergi. Toh tak ada gunanya lagi ia berlama lama disana.

****

Risha membereskan buku-buku miliknya. Bel istirahat telah berbunyi, cewek itu bergegas ke lapangan utama sekarang. Tadi ada pengumuman agar semua siswa berkumpul ke lapangan sekarang,"farah mau ke lapangan?",risha bertanya pada farah yang sedang membaca novelnya. Cewek itu sedang tidak enak badan.

"gak usah. Kalo ada info kasih tau gue ya sa"

Cewek itu mengangguk, lalu segera berjalan ke arah luar kelas. Letak lapangan utama memang agak jauh dari kelas risha. Butuh beberapa menit. Tapi risha berjalan santai saja, lagipula masih banyak siswa yang belum memenuhi lapangan utama. Terbukti karena banyak yang masih berlalu lalang di sekitarnya saat ini.

"woi bidadari cantik"

Semua orang sontak menoleh untuk mencari sumber suara. Sekaligus untuk mengetahui siapa yang di panggil 'bidadari cantik' tersebut.

Terkecuali risha. Cewek itu tetap berjalan seperti biasa. Ia tak terlalu kepo dengan urusan orang lain, "bidadari yang masih jalan dan gak berhenti dari tadi". Risha berhenti melangkah. Apakah dirinya?

"nah sekarang dia udah berhenti"

Mata milik risha melirik keadaan sekitar. Sekarang semua mata mengarah padanya. Cewek itu merasa risih, "david ngapain?",tanya risha ketika menengok ke belakang.

"manggil bidadari", jawabnya sambil menyengir.

Risha memaksakan dirinya untuk tersenyum, walaupun keadaan hatinya sedang tidak baik baik saja. Ia yakin david berusaha untuk menghiburnya. Harus di hargai bukan?.

"udah udah sono pergi. Jangan liatin bidadari gue", ucap david seraya mengibaskan tangannya agar seluruh siswa pergi dari daerah tersebut.

"mau ke lapangan?",tanya david memastikan.

"iya"

Cowok itu menarik tangan risha. Menariknya tanpa persetujuan risha terlebih dahulu. David menyadari, risha menatap tangannya yang di genggam oleh david, "sorry sha gue gak -"

Risha tersenyum seraya melepaskan genggaman tangannya pada david, "iya gapapa"

"bareng gapapa kan?",suasana tiba tiba menjadi kikuk.

"bareng gue ya sha?",tanya david sekali lagi.

"eh iya ayuk"

****

Suasana yang awalnya tenang,kini ricuh di karenakan bunyinya bel pertanda pulang sekolah. Semua siswa berteriak ricuh. Yang tadinya tertidur pun langsung bangun dan ikut berteriak tak jelas. Seluruh siswa di liburkan dua hari untuk persiapan ujian akhir sekolah yang akan di adakan hari Senin. Dan ini sudah menginjak hari Kamis. Berarti hari Jumat dan Sabtu mereka belajar di rumah alias libur.

Arin masih duduk di mejanya. Cewek itu masih menunggu Rika yang katanya akan nebeng pulang dengannya. Tadi Rika izin ke perpustakaan sebentar, cewek itu ingin memulangkan buku biologi yang ia pinjam. Katanya sih begitu.

"Ntar jemput gue ya nan"

Samar samar terdengar pembicaraan seseorang dari balik pintu. Arin menoleh, memastikan siapa yang berada disana.

Kenan dan Yola?

Mereka akrab?, Pertanyaan itu terlintas begitu saja di benaknya.

Yola memasuki kelas yang hanya berisi Arin saja. Yang lain sudah pada pulang pastinya. Yola tersenyum lebar, menandakan jika cewek itu benar benar dalam keadaan bahagia. Bahkan kelihatannya sangat bahagia.

"Rin Lo tau gak? Ternyata sih Kenan romantis banget njir", cewek itu terlihat sangat excited ketika menceritakan Kenan.

Arin terdiam sejenak. Mengapa dadanya seakan sesak ketika mendengarnya?. Arin berusaha bersikap biasa saja, padahal hatinya tak karuan saat ini, "romantis? Romantis gimana?"

"Dia nembak gue pake cincin. Gue serasa di lamar", terangnya, seraya memamerkan cincin indah yang terpasang di jari manisnya.

"Lo juga beruntung sih Rin punya Rasya yang perhatian dan baik gitu sama lo. Pasti semenjak kalian pacaran Rasya tambah romantis gitu ya kan?", Lanjut Yola.

"Gue tau sih Rin kalo Lo kan emang suka Rasya dari lama. Makanya Lo pasti sayang banget sama dia"

"Hehe iya",jawab Arin seadanya.

Arin benci. Benci ketika ia menjawab sesuatu yang belum dapat ia pastikan. Arin menyayangi rasya?. Mungkin.

______________________________________

Sorry udah lama banget gak up. Aku mau kasih tau kalo aku bakal jarang jarang up buat sebulanan ini yap.

Tetep pilih YAAA

#arinkenan
#arinrasya
#risharasya
#rishadavid
#yolakenan

See you

ClarinthaWhere stories live. Discover now