(16) rindu

3.6K 154 2
                                    


Arin memandang gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Hari ini arin telat lagi. Dan tidak ada tanda-tanda gerbang akan di buka lagi.

Satu solusi untuk arin saat ini. Manjat pagar belakang sekolah. Arin langsung berjalan menuju area belakang sekolah,namun langkahnya terhenti karena seseorang tiba-tiba memanggilnya,"arinn woi"

Arin menoleh ke belakang. Dan mendapati sang sahabat sedang menatapnya dengan tatapan datar,"lo telat lagi?"

"lah lo?",tanya arin pada rasya

Tawa rasya pecah seketika,"ya gue juga telat. Manjat kuyy"

"yaudah cepet"

Mereka langsung menuju pagar belakang.

****

Arin menaruh tas di bangku sebelah yola. Tadi arin menunggu di base camp belakang sampai istirahat pertama tiba.

"rin lo tadi di cariin kenan",ucap rika

Arin memutar bola matanya malas,"bodo amat deh"

Arin memutuskan untuk pergi ke kantin. Karena ini sudah waktunya istirahat. Arin juga sekalian ingin mencari yola. Sahabatnya itu tidak ada di bangkunya.

Matanya tertuju pada risha yang sedang makan bersama rasya di salah satu bangku kantin. Sepertinya arin harus berakting untuk saat ini.

Arin memegang kepalanya dan menghampiri rasya,"sya kepala gue pusing banget nih"

Rasya yang sedang makan langsung tersedak seketika,"lo minum air es?"

"iya",tentunya arin berbohong.

Entahlah,apa yang ada di pikiran arin saat ini. Mungkin cara ini dapat membuat rasya dan risha menghentikan makan bersamanya,"tapi gue ada janji sama ris-"

Brukk

Tubuh arin tumbang secara tiba-tiba. Seluruh pasang mata di kantin melihat arin yang sudah pingsan di lantai.

Rasya segera menggendong arin dan meninggalkan risha begitu saja.

Risha yang melihat itu langsung buru-buru mengikutinya. Tapi baru beberapa langkah berjalan,mata risha melebar seketika.

Arin membuka matanya,dan menajamkan tatapannya pada risha yang baru saja ingin mengikuti langkahnya.

****

Rasya kembali dengan semangkuk bakso dan teh hangat. Sebelum arin sadar,rasya sudah lebih dulu membeli makanan di kantin,"ini di makan rin"

"hmm"

Senyum arin mengembang melihat perhatian rasya padanya. Walaupun arin hanya pura-pura sakit. Toh,gak ada yang tau pula.

"yaudah gue keluar dulu biar lo bisa istirahat",ucap rasya

Baru saja ingin beranjak dari kursinya. Tangan arin menahan rasya untuk pergi,"plis temenin gue di sini"

"yaudah sekalian gue suapin makan"

Rasya duduk kembali. Lalu mengambil semangkuk bakso yang masih hangat,dan menyuapkannya pada arin.

"gue bisa jagain arin. Lo bisa keluar",suara milik kenan membuat dua sejoli itu menoleh ke ambang pintu.

"rin gue balik dulu. Ntar bapak negara marah",receh rasya

Sepeninggalan rasya,suasana hening beberapa saat.

Arin sibuk dengan pikirannya,"lo mau apa kesini?"

"kamu sakit?"

"lo kok balik nanya?"

ClarinthaWhere stories live. Discover now