(13) tidak mengerti

3.6K 150 1
                                    

Senja mengajarkanku, bahwa yang indah akan pergi pada waktunya

Cowok itu berlari tergesa-gesa memasuki area rumah sakit jiwa. Kakinya melangkah lebar untuk cepat sampai di ruangan sang mama.

Pintu terbuka lebar,menampilkan sosok mamanya sedang meringku ketakutan. Tadi dokter menelpon rasya jika mamanya mengulang perbuatannya lagi,yaitu percobaan bunuh diri,"mah",air matanya lolos begitu saja kala melihat sang mama meringkuk ketakutan.

"kamu siapa?pergi!jangan pukulin aku lagi!",bentaknya kasar

Rasya hendak mendekat,namun mamanya sudah lebih dulu berdiri dan menunjuknya,"kamu orang suruhan irwan kan?mau bunuh aku kan?pergi!pergi sana!"

"mah,aku rasya",rasya terisak pelan

"rasya siapa?",tanyanya bingung

"rasya anak mamah"

Laras kembali meringkuk dan menyibak dirinya dengan selimut,"rasyaku sudah di bunuh sama irwan",lirihnya

"mah aku rasya anak mamah",rasya berucap pelan. Isakannya semakin kuat,dan rasya memilih untuk segera keluar dari area kamar mamanya.

Laras,adalah mama rasya yang terkena gangguan jiwa sejak rasya menginjak bangku smp kelas 2. Mamanya bisa seperti itu,karena ayahnya selalu main kekerasan. Sampai akhirnya,laras sering ketakutan sendiri jika melihat irwan,papanya. Dari situ,mereka bercerai. Sekarang papanya entah kemana,meninggalkan rumah megah dan beberapa fasilitas untuknya.

Tapi sungguh,rasya tidak mengerti akan semua ini.


****

Nathanael Adi Pratama

Nama itu tertulis di sebuah batu nisan berbahan keramik. Risha menaruh sebuket bunga di atas gundukan tanah yang sudah di diramnya dengan air,"bang nata",lirihnya

"risha kangen"

"bang nata kenapa tinggalin risha sama arin?",risha seolah-olah berdialog,padahal dirinya sendiri bermonolog.

Nathanael,satu nama yang membuat hubungan kedua saudara ini merenggang. Mereka bertiga hanyalah sebuah sahabat kecil,hingga suatu hari arin mulai mengerti apa itu cinta saat ia menduduki bangku smp. Arin menyukai nata,namnun nyata menyukai risha

Tidak begitu rumit,namun mampu membuat seorang clarintha menyalahkan sang kembaran karena sudah merebut semuanya darinya,termasuk kedua orang tuanya.

Arin tidak mengingat jelas kejadian yang menimpanya beberapa tahun silam. Yang pasti itu membuat perhatian orang tuanya berkurang padanya.

"kalo aja bang nata gak liat risha yang koma waktu itu,pasti bang nata masih ada di samping risha"

"pasti bang nata masih bisa jagain risha sama arin",risha terkekeh pelan

Hari sudah mulia gelap,risha memutuskan untuk pulang karena sudah mau maghrib. Arin juga sudah pulang tadi di jemput oleh rasya.

****

Arin merebahkan diri di atas kasur kamarnya. Memejamkan matanya sejenak,namun tidak bisa. Kejadian tadi berputar-putar jelas di memori arin. Dimana rasya mendekapnya erat tadi.

Senyuman terukir di bibir mungil gadis itu. Dugaannya benar jika rasya menyukainya juga. Tapi kenapa rasya tidak menyatakan perasaannya dari dulu?,apa dugaannya salah?

Entahlah,arin juga tidak mengerti situasi seperti ini,"boleh mamah masuk?"

Suara dari arah luar pintu kamarnya membuat arin menghentikan aktivitas bengongnya,"masuk aja gak di kunci",balas arin cuek

ClarinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang