(42) waktu kita

2.2K 116 2
                                    


Tawamu itu, membuat hati ini selalu menghangat

****

Teriakkan penuh kepenatan itu berhasil lolos dari bibir Yola, cewek itu berlari kencang menelusuri bibir pantai. Penantiannya tak sia sia untuk sampai di pulau ini, pemandangan yang di suguhkan membuatnya kagum. Lampung tidak seburuk itu, ini sangat indah.

Setelah hampir setengah jam menyebrang, akhirnya mereka sampai pulau Tegal Mas di Lampung. Kris sudah lebih dulu ke villa untuk memanggil penunggu villa tersebut. Pastinya untuk membawakan barang-barang para kaum hawa yang sangat banyak itu.

Tanpa aba-aba, Yola menjatuhkan dirinya ke atas hamparan pasir yang lembab. Ia memeluk lututnya seraya memejamkan mata, menikmati hembusan angin pantai. Sebentar lagi, matahari akan terbenam. Pemandangan yang sudah jarang ia lihat selama beberapa bulan ini.

"Sendirian?",cowok berkaus hijau tersebut duduk di sebelah Yola, mengikuti posisi Yola yang memeluk lutut.

"Ngapain disini? Yang laen dah masuk"

Yola membuka matanya perlahan, ingin mengetahui siapa pemilik suara yang sudah mengganggunya,"put? Ngapain disini?"

"Ayo liat villa, nanti kesini lagi",ujar Putra.

"Gue mau nunggu disini aja lah. Lo ngapain duduk juga? Celana lo basah nanti"

Putra tertawa pelan,"lo juga ngapain duduk? Celana lo nanti basah", ucapannya membuat Yola tersenyum kikuk.

"Lo duluan aja Put sana"

Putra menatap Yola lekat, tak membiarkan gadis itu merenung sendirian di hari yang mulai gelap. Bibir pucat Yola menandakan bahwa cewek itu sedang tidak baik-baik saja. Sejak perjalanan tadi, Yola tak membuka suara. Hanya tertidur,"Lo kalo ada masalah cerita Yol"

"Gue canggung lah sama lo, kita gak deket. Kita kenal karena Arin"

"Kalo gue bersedia deket sama lo?"

"Hah?",Yola menatap Putra tak mengerti. Ia bukanlah cewek agresif yang cepat tangkap dengan kode kode tak jelas.

"Lemot ah, gak seru lo"

"Gak ada pengulangan", sambung Putra.

Kemudian hening. Yola tak lagi menjawab dan menyambung obrolan. Pandangannya lurus ke depan, melihat pemandangan yang di suguhkan tuhan di tempat ini. Kerongkongannya terasa kering, Yola bingung dalam situasi ini.

Seharusnya ia ikut jika ia siap untuk sakit, bersiap untuk sesak, dan bersiap untuk mencoba tersenyum di balik sebuah luka tak berdarah. Apa ini salahnya? Seandainya ia tak memperkenalkan Arin kepada Kenan, pasti sahabatnya itu tak akan jatuh hati pada Arin. Yola menyayangi mereka berdua, bahkan sangat menyayangi.

Ketika Kenan selalu bercerita mengenai dirinya yang selalu menjadi pengikut rahasia Arin, ketika Kenan selalu men stalk akun media sosial Arin. Seiring itu ada rasa tak sadar yang selalu membawanya ingin melangkah jauh dari hubungan pertemanan. Sejujurnya, Yola pernah ingin menyatakan perasaannya pada Kenan. Namun cowok itu lebih dulu mematahkan hatinya dengan perkataan yang benar-benar membuatnya sakit.

Kenan dan Arin telah berpacaran, walaupun Kenan bilang itu hanya sebuah kesepakatan, dan sandiwara. Tepatnya sandiwara untuk memanas-manasi Ghea, mantan Kenan yang kembali.

ClarinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang