(23) menjauh

3.7K 147 31
                                    


Menyukaimu bukanlah rencanaku, jadi tolong jangan salahkan perasaanku

Wanita berbalut jas putih itu memberikan sebutir obat pada kenan. Tadi arin pingsan dan langsung di bawa ke rumah sakit oleh kenan. Namun cowok itu masih penasaran dengan obat yang di pegang arin tadi. Sepertinya bukan obat sembarangan, sudah terlihat bahwa itu adalah resep dari dokter spesialis. Dan akhirnya kenan memutuskan untuk mengecek obat itu ke salah satu dokter di sana.

"itu obat anti depresi dek, biasanya orang yang mengonsumsinya adalah orang orang yang terlalu banyak memiliki beban pikiran, atau mengidap depresi berat. Apa ada keluarga adek yang mengonsumsi obat ini?"

Kenan refleks menggeleng, "itu punya teman saya dok. Saya juga mau tanya, teman saya yang pingsan tadi itu kenapa bisa ngeluarin darah banyak gitu. Seperti mimisan, bahkan lebih parah"

"itu hanya mimisan biasa. Mungkin dia terlalu berfikir keras, atau mungkin teringat sesuatu yang membuat dirinya terlalu banyak berfikir. Saya sarankan temannya jangan terlalu dibuat berfikir keras, apalagi sampai emosinya terpancing"

Kenan mengangguk, beberapa detik kemudian ia beranjak dari ruangan dokter tersebut dan menghampiri ruangan arin disana. Cowok itu membuka pintu kamar perlahan, disana menampakkan sosok arin yang tertidur dengan wajahnya yang pucat pasi.

Tangan kekar milik kenan bergerak merapikan helaian anak rambut yang menutupi sebagian wajah cantik arin. Cowok itu bergerak menjauh dari brankar yang di tempati arin. Lalu, ia mengirimkan pesan kepada rasya.

Rasya ursyad :

Ke rs bumi waras skrg. Arin dsn,w mau cabut.

Setelah itu, kenan melangkah keluar ruangan. Dan pergi dengan tatapan kosong.

****

Risha mengunci pintu rumahnya. Risha,leon,dan nita akan berangkat ke rumah sakit malam ini. Tadi sore rasya memberi kabar bahwa arin masuk rumah sakit kembali. Dengan gerakan cekatan, risha sudah naik ke mobil pribadi milik ayahnya.

"ayo pah"

Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang. Suasana hening menyelimuti tiga orang itu. Hingga akhirnya, risha membuka suara, "minta maaf ke arin ya pah, mah",risha menundukkan kepalanya, takut jika sang ayah marah.

"iya",jawab leon singkat.

Risha terdiam di tempat, seakan tak percaya dengan kata singkat yang keluar dari bibir leon. Cewek itu mengangkat kepalanya, lalu melihat ayahnya dengan tatapan tak percaya, "beneran?"

"kita mulai dari awal",balas leon

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di rumah sakit tempat arin di rawat. Risha melangkah lebih dulu, ia menanyakan kamar arin pada suster jaga disana,"ayo mah, pah"

Risha membuka pintu kamar bercat putih itu. Beberapa detik kemudian, langkahnya tertahan kala melihat pemandangan di depannya. Matanya memanas, mungkin air matanya akan luruh sebentar lagi. Yaa, cewek itu melihat rasya sedang mengecup singkat punggung tangan milik arin. Bahkan risha tak pernah mendapatkan perlakuan manis tersebut.

"permisi,maaf ganggu",ucap risha

Dua sejoli itu menengok ke ambang pintu, dan mendapatkan risha berdiri disana dengan tatapan datarnya. Rasya menatap risha, cewek itu tak dapat menyembunyikan lukanya. Sudah terlihat, matanya berkaca-kaca,"lo gak ganggu. Masuk aja"

Selang beberapa menit, leon dan nita akhirnya sampai di kamar rawat arin. Suasana menjadi canggung. Arin pun tak kunjung membuka suara, ia sibuk berkutik dengan ponsel miliknya. Sebenarnya sedari tadi arin menyadari keberadaan orang tuanya itu. Namun, arin takut untuk menyapa terlebih dahulu. Arin takut, jika tujuan leon dan nita kemari bukan untuk menjenguknya, melainkan ada hal lain yang lebih penting dari dirinya.

"mah, aku keluar dulu",risha berjalan ke arah luar, ia memberikan kesempatan kepada kedua orang tuanya itu untuk berbicara pada arin. Setelah sampai di ambang pintu, risha menoleh ke aras rasya. Cewek itu mengisyaratkan agar rasya ikut keluar dengannya.

Rasya bangkit dari kursi yg ia duduki, lalu melangkah mengikuti risha yang masih menunggunya di ambang pintu.

Cowok itu melewati risha begitu saja, tak ad niat untung mensejajarkan langkahny dengan risha. Meskipun hatinya berkata lain, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Rasya tetap melangkah, meninggalkan risha yang masih menatap punggungny yang mulai menjauh. Hingga suara berat seseorang membuat langkahny terhenti.

"ris,kantin yuk sama gue"

Rasya sontak menoleh. Ingin mengetahui siapa pemilik suara itu. Dan ketika ia menoleh, david sudah berdiri disana sambil menarik pelan tangan risha untuk ikut dengannya.

Kemudian, rasya tak lagi menoleh ke arah mereka. Ia tetap melangkah dengan tatapan kosongnya. Otakny berfikir, lebih sakit mana? Meninggalkannya, atau melihatnya bersama orang lain?.

****

David menarik salah satu kursi untuk risha duduk. Cowok berbalut jaket jeans itu kemudian duduk di hadapan risha. Bisa ia lihat, mata cewek itu memancarkan sebuah kesedihan. Dan david sudah tau itu,"kalo ada masalah lo boleh cerita sama gue. Kita temen kan?"

"ga perlu deh. Aku gapapa juga kok"

David tertawa pelan, "yakin lo gapapa? Katanya kalo cewek gak papa, berarti ada apa-apa? Ya kan?"

Risha menggeleng keras. Tampak tak menyetujui pernyataan yg di lontarkan oleh david. Cewek itu mengambil ponselny yg berdering. Ada pesan masuk disana.

Unknown :

Hai cantik, jangan bersedih

Risha menatap malas pesan yang baru saja masuk itu. Ia meletakkan kembali ponselnya ke dalam sling bag miliknya. Dengan rasa penasaran, david bertanya spontan pada risha, "sapa tuh? Kok langsung gitu mukanya?"

"orang iseng, maybe"

"kenapa orang iseng?",tanya david lagi

Cewek itu menatap malas cowok di depannya ini. Sebenarnya ia tak berniat untuk berbicara sekarang. Hanya saja, david selalu mengajakny berbicara, "kepo"

"cantik cantik judes",david tersenyum penuh arti. Menatap risha yang menampilkan wajah cemberutnya.

Risha terdiam, merasa di perhatikan oleh david. Cewek itu memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain, malas untuk meladeni david yang terus mengajaknya bicara.

Hingga pandangannya berhenti pada lelaki yang tak jauh dari mejanya. Lelaki itu adalah rasya. Disana tampak rasya sedang memakan makanan miliknya. Risha tersenyum melihatnya. Cewek itu terus memandangi rasya hingga rasya tersadar, dan menoleh ke arahnya.

Dengan cepat,risha mengalihkan pandangannya lagi, "udahlah, rasya udah sama arin. Lagian mereka juga kan udah sahabatan dari dulu. Arin juga sayang banget sama rasya. Begitu juga sebaliknya. Mending lo sama gue"

Risha terdiam. Apakah rasya menyukainya?

______________________________________

Team mana nih?

#rasya arin
#rasya risha
#kenan arin
#david risha

Aku lanjut update kalo g sibuk yakk

ClarinthaWhere stories live. Discover now