ELEVEN

6.1K 870 104
                                    

Aku merebahkan diriku di kasur. Aku merasa sangat lelah. Rambutku masih basah karena habis keramas, tapi aku terlalu malas mengeringkannya. Alhasil, aku tiduran di kasur, dengan rambut yang digulung dengan handuk.  

Mataku menatap langit-langit kamar dan pikiranku terbang entah kemana. Yang aku tahu, sebagian pikiranku terbang ke arah Jimin, lelaki yang selalu menempel kepadaku layaknya permen karet.  Aku tidak mengerti bagian mana yang menarik dari diriku sampai-sampai membuat Jimin tergila-gila denganku. Aku hanyalah gadis biasa yang memiliki tubuh rata seperti triplek dan hidupku sangat monoton. Aku tidak suka memakai make up dan gaya berpakaianku bisa dibilang kurang feminim. Aku ini tipe orang yang suka memakai hoody dan menggunakan celana training, dengan rambut yang digulung berantakan, dibandingkan gadis yang suka menggunakan dress dan rambut yang digerai serta diikal. Aku ini tipe gadis yang lebih suka pakai sneakers dibandingkan heels. Aku juga bukan tipe gadis yang berusaha untuk mempercantik diri sebelum bersekolah.  

Bohong kalau aku bilang aku tidak minder saat aku berada di dekat Jimin. Seperti apa yang semua orang tahu, Jimin adalah seorang heartthrob. Dia seorang lelaki yang digilai oleh gadis-gadis. Seorang lelaki yang akan mendapat pekikan melengking hanya dengan bernapas saja. Tapi saat lelaki itu ada di sampingku, memelukku, menggenggam tanganku, dan mengundang perhatian semua orang yang di sekitar kami, aku yakin aku melihat mata gadis-gadis itu seakan ingin mengulitiku dan menjadikan diriku santapan anjing.  

Semua ini hanya tidak pernah masuk di akal. Aku masih tidak habis pikir dengan apa yang pernah aku buat sebelumnya sampai-sampai aku mendapat nasib seperti ini. Aku tidak habis pikir bagaimana aku bisa begitu beruntung karena bisa menggaet seorang lelaki yang menawan seperti Jimin. Apakah itu sebabnya aku menolak Jimin selama ini? Apakah karena aku kurang percaya diri dengan diriku sendiri sampai-sampai aku menolak seorang Park Jimin?  

Semua pikiran konyolku itu langsung buyar saat aku bisa mendengar ponselku berbunyi, menandakan bahwa seseorang tengah menelpon. Dengan segera aku bangkit dari tempat tidurku, menuju meja belajarku—tempat ponselku berada.  

Kedua mataku langsung berbinar dan mulutku otomatis tersenyum sangat lebar saat melihat siapa yang menelpon. Ibu jariku kemudian dengan sangat cepat menggeser tombol hijau dan mulutku langsung berteriak, “OPPPAAAA!”  

Aku bisa mendengar suara lelaki di seberang sana menggerutu dengan geram. “YA! Kau anak nakal!”  

Aku terkekeh kecil mendengar geraman lelaki itu. Aku sangat tahu bagaimana caranya untuk membuatnya kesal.  

Sudah berapa kali aku bilang untuk berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu,” desisnya.  

Perkenalkan, dia adalah Jung Hoseok. Dia adalah sahabatku, sahabat terbaikku, sahabat yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, sahabat yang membuatku menangis berhari-hari karena tidak mau lepas darinya. Aku tahu ini terdengar sangat menggelikan, tapi Hoseok adalah sumber matahariku, sumber kebahagiaanku, sumber—  

Hey, Rin. Apa kau masih hidup?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Hoseok langsung membuatku kembali ke alam sadarku.  

Aku tersenyum lebar. “Yaps. Masih hidup. Jantungku masih berdetak. Masih sehat walafiat.”  

Bagaimana keadaanmu di sana?”  

“Well yeah, tidak buruk. Hanya merasa kesepian karena kau tidak ada.”  

Aku bisa mendengar Hoseok mendenguskan napasnya di seberang sana. “Get a life, Lee Harin. Kau tidak bisa hanya bergantung padaku.”  

Apa yang diucapkan Hoseok tidak salah sih. Aku bergantung dengan lelaki itu terlalu banyak. Mengenalnya dari saat kami masih menggunakan popok, aku tidak pernah lepas darinya. Hoseok adalah orang yang bisa membuatku bisa berteman dengan yang lainnya. Berbanding terbalik dengan kepribadianku, Hoseok punya kepribadian yang sangat ceria dan gampang bergaul. Ia memiliki banyak teman dan ia juga yang membantuku untuk berteman dengan orang-orang lain di sekolah. Dan sekarang, tanpanya, aku agak kesulitan untuk mencari teman.  

Somersault; pjmWhere stories live. Discover now