EIGHTEEN

5.1K 762 41
                                    

Sengaja update karena aku lagi pingin baca komen kalian :)
Jangan lupa klik bintang ya 💜

💘💘💘

LEE HARIN'S POV

"Aku ke toilet dulu ya."

"Oke."

Taehyung meninggalkanku sendiri di ruang tengahnya. Mataku masih sibuk membaca ulang tugas yang aku buat, memperbaiki beberapa kesalahan dan memastikan agar semuanya sempurna.

Aku tidak percaya bahwa kami akan melakukan tugas ini dengan begitu cepat. Buku-buku yang dimiliki Taehyung sangat membantu dan juga dengan bantuan pemikiran lancar seorang Kim Taehyung, tugas yang diberikan oleh Kang Saem akan segera rampung.

Taehyung benar-benar orang yang menakjubkan. Di menit pertama ia akan tertawa-tawa sambil mengeluarkan lelucon garing, dan di menit selanjutnya matanya akan memicing dan seketika fokus dengan apa yang dikerjakannya. Taehyung itu seperti memiliki dua kepribadian, tetapi entah kenapa aku semakin tertarik dengan duality seorang Kim Taehyung.

Tidak mengherankan kenapa Taehyung bisa mendapat beasiswa. Kepintaran dan pemikiran lelaki itu tidak usah ditanyakan lagi. Aku bahkan terkejut dengan berbagai ide yang dikeluarkan oleh Taehyung. Semuanya terdengar seperti di luar nalar, tetapi entah kenapa Taehyung bisa menyampaikan idenya dengan sangat bagus hingga terdengar masuk akal.

Ding dong.

Aku seketika menghentikan pergerakanku. Mataku melirik ke arah pintu apartemen Taehyung.

Bagaimana ini? Taehyung sepertinya tidak menunjukkan bahwa ia akan keluar sebentar lagi. Pasti lelaki itu sedang bersemedi di dalam kamar mandinya setelah kami memesan dua mangkuk besar jjajangmyeon dan satu piring tangsuyuk*.

(*mi kacang hitam dan babi asam manis)

Apakah aku harus biarkan saja ya? Biarkan dia berpikir bahwa tidak ada orang di rumah.

Ding dong.

Bel kembali berbunyi. Kali ini diikuti oleh seseorang yang menggedor pintunya.

"Taehyung! Buka pintunya!!"

Jungkook? Itu suara Jungkook, bukan?

Setelah berpikir panjang apakah aku harus membuka pintunya atau tidak, aku memutuskan untuk berdiri dan membukanya, karena Jungkook terus menggedor pintunya dan Taehyung tidak kunjung keluar. Setelah sampai di depan pintu, aku segera membukanya dan pintu langsung terdorong, membuatku mundur beberapa langkah dan menampilkan Jungkook dengan wajah yang penuh amarah.

"Tae—YA! LEE HARIN! Kenapa kau sangat merepotkan, hah?!" sembur Jungkook sesaat pintu sudah terbuka.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali karena terkejut dengan semburan Jungkook tiba-tiba, sedangkan lelaki itu menghela napasnya kasar dan mengacak-acak rambutnya jengah.

"Apa kau tidak tahu sudah jam berapa ini?" tanya Jungkook, lelaki itu sudah menurunkan intonasi suaranya menjadi lebih lembut, tetapi masih terdengar terlalu mengintimidasi bagiku.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Taehyung yang ternyata sudah keluar dari kamar mandi. "Oh ya, Harin-ah, ponselmu sedari tadi menyala."

Aku segera membalikkan badanku dan berjalan menuju tempat ponselku berada, meninggalkan kedua sahabat itu yang sepertinya akan berdebat panjang, melihat dari ekspresi Jungkook yang seperti singa kelaparan. Benar saja, tidak lama kemudian aku bisa mendengar Jungkook merengek dan mengeluh tentang dia yang harus ke rumah Taehyung malam-malam begini.

Somersault; pjmWhere stories live. Discover now