TWENTY EIGHT

3.6K 634 99
                                    

Acara kelulusan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku benar-benar gugup saat ini dan tanganku sudah basah karena saking gugupnya. Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan karena pada akhirnya aku bisa lepas dari sekolah yang menyebalkan ini. Kalian tahu sendiri kan, bagaimana payahnya aku dalam belajar?

Acara kelulusan sekolah yang aku ekspetasikan sejak dulu tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Aku mengharapkan Hoseok untuk datang dan memberiku buket bunga, seperti janjinya, tapi takdir seolah berkata lain dan Hoseok akhirnya tidak bisa datang karena hari kelulusan di sekolahnya bersamaan dengan sekolahku. Bukan hanya Hoseok, aku mengharapkan setelah acara kelulusan ini aku bisa berfoto bersama tiga sekawan yang menemaniku selama di sekolah ini. Tapi hubunganku di antara aku, Jimin, dan Taehyung yang tidak baik membuat keinginanku itu pupus seketika.

Aku duduk di sebelah Jungkook, satu-satunya orang yang bisa aku harapkan saat ini. Jimin duduk di kursi paling depan dan Taehyung duduk jauh dariku dan Jimin. Dari tempat aku duduk aku bisa melihat belakang kepala Jimin dengan jelas. Lelaki itu tampak kebosanan setengah mati. Jika saja kami masih berkumpul, pasti mereka akan sangat ribut dan membuat seluruh orang di sekitar merasa risih.

Aku sempat berpapasan dengan Jimin tadi, tapi lelaki itu tampak tidak menghiraukanku. Ia seakan tidak melihat aku ada di depannya, dan hal itu membuat sesuatu di dalam hatiku terguncang. Orang-orang yang berada di sekitar kami juga menatap kami tidak percaya. Bagaimana tidak, kami menjadi pasangan paling sensasional seantero sekolah. Tidak ada yang berani mendekatiku karena Jimin selalu ada di sampingku. Dan kejadian tadi seakan menjadi tontonan yang sangat menarik bagi orang-orang.

Setelah lama mendengar pidato dari kepala sekolah, akhirnya kami dipanggil satu persatu untuk mengambil sertifikat kelulusan. Aku melihat Jimin yang dipanggil dari tempat aku duduk. Lelaki itu tampak lebih kurus dari terakhir kali aku lihat dan ada lingkaran hitam tipis di bawah matanya. Lelaki itu memberikan senyuman palsu formalitas ke kepala sekolah dan melihat Jimin dalam kondisi seperti itu membuatku berpikir apa saja yang terjadi dengan Jimin selama ini. Tidak terasa aku meremas ujung bajuku dengan keras hingga kusut, karena melihat Jimin dalam kondisi seperti itu membuatku merasa lebih bersalah.

Seperti apa yang aku ekspetasikan, Kim Taehyung menjadi lulusan terbaik tahun ini. Lelaki itu juga tampak tidak kalah buruknya dengan Jimin. Walaupun begitu, ia tampak lebih ceria dari Jimin, mungkin akibat dari penghargaan yang ia terima saat ini. Ingin sekali rasanya aku menemui mereka berdua dan menanyakan apa saja yang terjadi selama seminggu ini sehingga mereka tampak seperti itu.

Setelah acara dibubarkan, aku segera berjalan mencari Jimin. Ramainya tempat ini karena sorakan gembira teman-teman angkatanku, dan lautan manusia yang mengelilingi sekitarku membuatku kewalahan dalam menemukan sosok Jimin. Tidak mungkin ia menghilang secepat itu dan aku harus segera menemukannya. Aku tidak peduli dengan Jungkook yang memanggilku karena ia bilang orang tua kita sedang menunggu kami, karena hal yang harus aku lakukan sekarang adalah menemui Jimin untuk meluruskan semua ini. Aku tidak akan bisa lulus dengan tenang jika rasa bersalahku dengan Jimin masih terus tersimpan.

Aku menyelipkan tubuhku di antara kerumunan orang, mencoba untuk mencari tempat duduk Jimin tadi. Tapi seakan Tuhan berkata lain, bukannya menemukan Jimin, aku malah dihadapkan dengan Taehyung setelah menyelip di antara tubuh-tubuh manusia ini.

Aku membulatkan mataku terkejut melihat lelaki itu yang tiba-tiba berada di depanku, dan ia juga tampaknya terkejut setelah melihatku menyelip di antara lautan manusia ini. Aku segera mengontrol ekspresiku dan memberikan lelaki itu senyuman yang tulus. Bagaimana pun juga, dia adalah teman terbaikku dan pasangan tugas terbaikku karena dengan bantuannya aku bisa mendapat nilai yang cukup besar.

"Selamat," ujarku kepada Taehyung. "Aku sudah mengira kau akan menjadi lulusan terbaik."

Taehyung membalas senyumanku, menampakkan gigi rapinya yang khas saat ia tersenyum. "Terima kasih. Kau juga sudah bekerja keras untuk melewati tempat yang kau sebut 'neraka' ini."

Somersault; pjmUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum