Perburuan Pertama - Eps. 1

1K 29 0
                                    

Legion Palace, London, Inggris

14 September 2015

Jason melangkah penuh percaya diri menyusuri lorong kastil tua di bagian barat kota London. Suara nyaring testoni dress-nya beradu dengan lantai marmer tua menggema ke segala penjuru. Tak ada siapa pun di sana, hingga Jason mendorong satu pintu besar dengan ukiran rumit zaman romawi kuno. Aula besar dengan meja panjang dan kursi tertata rapi di balik temaram cahaya api yang menjilat-jilat. Mata Jason memicing, mencoba mengenali satu persatu sosok yang sedang duduk di deretan kursi besar ala masa pemerintahan King Arthur. Rambut halus di tengkuk Jason tiba-tiba meremang, seolah ada jemari dingin tak kasat mata menyapunya lembut. Lelaki jangkung dengan mantel berwarna khaki itu tak peduli. Bibirnya terkunci dengan mata berkilat menerawang.

"Jadi, butuh waktu berapa lama lagi bagimu untuk menemukan artefak itu Tuan Wade?" suara berat dan serak itu menggelegar ke seantero ruangan.

Jason menjilat bibirnya cepat, sebelum menjawab pertanyaan itu. "Pencarianku berujung pada sebuah acara lelang yang diadakan oleh Christie's  siang ini. Beri aku waktu sedikit lagi."

"Apakah kau yakin itu adalah artefak yang kami maksud?" tanya lelaki dengan kepala botak itu lagi.

"Aku yakin sekali." Jason tegas.

"Baiklah. Lakukan apapun yang menurutmu benar. Kami akan melakukan sisanya. Kau hanya cukup mengatakan apa saja yang kau butuhkan untuk dapat menyelesaikan misi ini. Apakah kau mengerti?"

Kepala Jason mengangguk cepat. Ia sungguh tak ingin berlama-lama berada di ruangan temaram itu. Entah mengapa, dirinya seperti kehabisan napas jika terlalu lama berdiri, menatap orang-orang itu.

"Sebelum kau pergi, kami ingin mengatakan bahwa ada satu orang yang akan membantumu dan memastikan bahwa kau tidak akan gagal."

Satu alis Jason terangkat.

Tiba-tiba ada seseorang yang muncul dari sudut ruangan. Pakaiannya serbahitam dengan senyum tersungging di wajahnya. Sarkas.

"Tuan Wade, kau akan dibantu oleh Tuan Morton untuk misimu kali ini. Aku harap, kalian dapat bekerja sama dengan baik," kata lelaki misterius itu. "Sekarang pergilah, karena aku tak ingin kau terlambat untuk mendapatkan artefak itu."

Mata Jason masih berkilat menatap lelaki yang entah mengapa masih saja tersenyum menatapnya. Tangan Jason terkepal, karena tak tahu bagaimana harus menghadapi ini semua. Ia hanya yakin bahwa ia bisa. Itu saja.

"Ayo pergi, Partner! Christie's sudah menanti kehadiran kita," ujar Morton yang sudah berjalan melewati Jason.

***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang