Peluh & Darah - Eps. 55

139 9 0
                                    

"Apalagi sekarang?" ujar Elizabeth geram.

Dan pertanyaan itu berhasil menyulut Kirana. Gadis itu tiba-tiba saja menjambak rambut pirang Elizabeth dengan satu tangannya kuat-kuat.

"Aaarggghhh!!!" erang Elizabeth sambil mencoba melepaskan tangan Kirana dari rambutnya, karena kulit kepalanya terasa nyeri akibat akar-akar rambut yang dipaksa untuk terlepas dari tempatnya.

Klaus dan Peter yang melihat itu pun berusaha melepaskan tangan Kirana dari Elizabeth yang membungkuk ke arah Kirana. Sementara Kirana, terkekeh dengan terus menarik Elizabeth tanpa ampun.

"Hey, ada apa ini?" tanya sang pilot yang terkejut karena beban helikopter yang ia kemudikan menjadi berat sebelah.

Kirana mencoba menarik rambut Elizabeth dan mengarahkan wanita itu keluar dari sisi pintu helikopter yang terbuka. Pemandangan laut membiru dengan riak-riak putih terlihat di sana. Kirana menyeringai. Ia hanya ingin salah satu dari mereka terjatuh.

Entah apa yang membuat gadis semungil Kirana bisa sekuat itu. Tangan Peter yang berotot, terbiasa memegang senjata laras panjang pun harus susah payah untuk bisa membuatnya terlepas dari rambut Elizabeth.

"Mati kamu!" desis Kirana dengan mata tajam tertuju pada Elizabeth yang kepalanya setengah miring.

Tiba-tiba, Klaus meletakkan pistol revolver-nya di pelipis kepala Kirana. "LEPASKAN DIA! ATAU KAU MATI!" pekik lelaki setengah baya itu mengancam Kirana.

Sudut bibir Kirana tertarik ke atas. Ya, ia tersenyum mengejek ke arah Klaus yang entah mengapa sedikit ketakutan melihat wajah Kirana saat itu. "Bunuh saja aku kalau kamu mau, Pak Tua," ucapnya dengan tangan masih menarik rambut Elizabeth.

"Klaus, tahan dirimu! Jangan lakukan apapun! Kita butuh anak ini sampai akhirnya nanti kita dapatkan medali terakhir," sergah Elizabeth.

Sejenak, mereka semua terdiam hingga tiba-tiba Kirana melepaskan satu tali tas yang ada di bahunya. "Lepaskan aku, atau aku buang medali ini!" ancamnya sambil menggeser tubuh ke sisi pintu helikopter. Rambutnya semakin tak keruan dimainkan oleh angin. Satu tangannya memegang rambut Elizabeth, sementara tangan lainnya memegang tas berisi medali itu ke pinggir pintu.

"Berani kau lakukan itu, aku akan menendangmu keluar dari sini!" pekik Peter yang penuh emosi. Kilat matanya tajam, berusaha meyakinkan Kirana agar tak main-main dengannya.

"Hahaha... " Kirana tertawa tanpa takut. "Mungkin itu akan jauh lebih baik. Aku tak perlu lagi menjadi kambing congek kalian!"

Hampir saja Kirana akan melepaskan tas itu dari tangannya, tetapi Elizabeth dengan gesit terlebih dulu mengambil ayunan salah satu talinya. Tubuhnya sedikit terperosok hingga nyaris terjatuh, keluar dari helikopter.

"Kalian jangan gila!" pekik sang pilot yang berusaha menyeimbangkan kendaraannya yang terbang terombang-ambing di udara.

Dengan satu tangan, Peter menarik tubuh Kirana, memelintir tangannya dengan satu tangan lainnya tepat di tengkuk gadis itu. "Dasar anak nakal!" desis Peter kuat-kuat menahan tangan Kirana. "Klaus, cari tali untuk kucing kecil ini! Dia sudah semakin tak tahu diri!" pintanya pada Klaus yang berhasil memegangi Elizabeth agar tidak terjatuh.

Elizabeth merayap masuk dengan satu tangan memegang tas berisi medali, sementara satu tangan lainnya memegang bagian kanan kepalanya yang berdenyut nyeri, karena jambakan Kirana. Matanya menatap Kirana dengan pandangan setengah takut, setengah ingin balas dendam. Ia memicing penuh kekesalan sambil meletakkan tas berisi medali itu di dekat kakinya. "Ikat dia kuat-kuat. Mulai saat ini, aku ingin dia benar-benar tersiksa."

Kirana hanya bisa menatap wanita itu dengan tatapan nanar dari sudut matanya. Peter benar-benar mengikatnya dengan tali yang ditemukan Klaus di dalam tas. Tali yang membuat pergelangan tangannya perih. Entah kapan ini akan berakhir, Kirana pun tak tahu jawabannya. Ia hanya bisa membungkam mulut dan berusaha memikirkan rencana lain untuk melepaskan diri.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang