Teka-Teki - Eps. 22

227 15 4
                                    

Kamar kost Al – Seven Hills, Jimbaran, Bali

2 Maret 2016


Salakanagara, berdasarkan uraian naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara.

Dirga mendongak menatap Al dengan sejumlah pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Al juga terlihat sama. Bedanya, lelaki yang masih setia dengan topi pet-nya itu segera mengeluarkan ponsel dari balik saku jeans-nya. Ia mengetikkan sejumlah keyword di kolom pencarian Google.

Salakanagara memiliki arti Negara Perak. Salakanagara didirikan pada tahun 52 Saka (130 atau 131 Masehi). Lokasi kerajaan tersebut dipercaya berada di Teluk Lada, kota Pandeglang, kota yang terkenal dengan hasil logamnya. Pandeglang dalam bahasa Sunda merupakan singkatan dari kata-kata panday dan geulang yang artinya pembuat gelang.

Kening Al berkerut. "Ga, baca ini deh!" ia memberikan ponselnya pada Dirga yang duduk di pinggiran tempat tidur.

Para sejarawan Sunda, memperkirakan bahwa letak ibukota kerajaan tersebut adalah yang menjadi kota Merak sekarang (merak dalam bahasa Sunda artinya membuat perak). Sebagian lagi memperkirakan bahwa kerajaan tersebut terletak di sekitar Gunung Salak, berdasarkan pengucapan kata Salaka dan kata Salak yang hampir sama. Prasasti yang berumur 1600 tahun yang berasal dari zaman Purnawarman, raja Tarumanagara, yang ditemukan di Kelurahan Tugu, Jakarta. Adalah sangat mungkin bahwa Argyre atau Argyros pada ujung barat yang disebutkan Claudius Ptolemaeus Pelusiniensis (Ptolemy) dari Mesir (87-150 AD) dalam bukunya "Geographike Hypergesis" adalah Salakanagara. Suatu laporan dari China pada tahun 132 menyebutkan Pien, raja Ye-tiau, meminjamkan stempel mas dan pita ungu kepada Tiao-Pien. Kata Ye-tiau ditafsirkan oleh G. Ferrand, seorang sejarawan Perancis, sebagai Javadwipa dan Tiao-pien (Tiao=Dewa, Pien=Warman) merujuk kepada Dewawarman. Kerajaan Salakanagara kemudian digantikan oleh kerajaan Tarumanagara.

Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain. Sementara Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.

Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang. Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya. Ketika Aki Tirem meninggal (ada pula yang berpendapat bahwa beliau hanya mengundurkan diri dan bersemedi), Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara yang beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.

Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, antara lain Kerajaan Agnynusa atau Negeri Api yang berada di Pulau Krakatau. Banten Selatan banyak sekali cerita yang menyuguhkan tentang sejarah yang sangat menarik untuk di teliti. Salah satunya sejarah Kerajaan Salakanagara yang masih kontraversi para ahli sejarah dan ahli arkeologi. Tapi tempat-tempat seperti situs Cihunjuran, Citaman, Pulosari dan Ujung Kulon merupakan tempat-tempat yang dapat menyibak dan menyimpan banyak hal tentang keberadaan tentang Kerajaan Salakanagara.

Nama lain Aki Tirem adalah Luhur Mulia. Beliau merupakan mertua dari penguasa pertama kerajaan Salakanagara. Dewawarman lebih dikenal oleh masyarakat setempat (Cihunjuran) dengan nama Prabu Angling Dharma dan Wali Jangkung. Nama inilah yang kemudian menjadi sebuah pertanyaan apakah Angling Dharma/Wali Jangkung hanya sebuah cerita rakyat biasa tanpa fakta ataukah nama Angling Dharma/Wali Jangkung memang benar-benar nama lain dari Aki Tirem Luhur Mulia? Tapi kalau ini memang benar adanya, lalu samakah Angling Dharma yang ada di Jawa Tengah dengan Angling Dharma versi masyarakat Cihunjuran?

Ada beberapa bukti sejarah peninggalan Salakanagara, salah satunya adalah Batu Magnit terletak di puncak Gunung Pulosari, pada lokasi puncak Rincik Manik, Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang. Yaitu sebuah batu yang cukup unik, karena ketika dilakukan pengukuran arah dengan kompas, meskipun ditempatkan di sekeliling batu dari berbagai arah mata angin, jarum kompas selalu menunjuk pada batu tersebut.

Pemandian Prabu Angling Dharma terletak di situs Cihunjuran Kabupaten Pandeglang. Menurut cerita rakyat, pemandian ini dulunya digunakan oleh Prabu Angling Dharma atau Aki Tirem atau Wali Jangkung. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua yang ada di nusantara. Hal itu dapat dilihat dari situs-situs peninggalan kerajaan tersebut. Kerajaan Salakanagara terdapat di Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, dan situs-situs peninggalannya tersebar di Cihunjuran, Citaman, Gunung Pulosari, dan Ujung Kulon. Tapi Kerajaan Salakanagara sampai saat ini masih dalam perdebatan para ahli sejarah dan ahli arkeologi, jadi Kerajaan Salakanagara adalah sebuah misteri yang cukup menarik untuk di teliti dan disibak misteri keberadaannya.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirWhere stories live. Discover now