Bedawang Nala - Eps. 65

133 9 0
                                    

Dari balik masker yang ia kenakan, Dirga melongo melihat batuan itu bukanlah sekadar batuan biasa, tetapi batuan berbentuk penyu raksasa yang tengah terbelit dua ekor naga. Begitu juga dengan Al dan Paul yang tampaknya tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat itu.

Dirga ingat sesuatu. Menurut mitologi Hindu, ada makhluk bernama Bedawang Nala yang dikisahkan menyangga seluruh dunia di atas tempurungnya. Jika sedikit saja Bedawang Nala bergerak, maka dunia dan isinya akan mengalami bencana hebat, seperti gempa bumi.

Perlahan, Dirga mengitari Bedawang Nala yang terlihat diam tidak bergerak. Entah bagaimana caranya ia menemukan medali itu, tapi yang jelas dia cukup yakin bahwa Bedawang Nala di hadapannya merupakan penjaga pecahan medali terakhir. Al berenang cukup dekat dengan Dirga, seolah ia tak ingin mendapat masalah karena berada jauh dari sahabatnya itu. Sama halnya dengan Paul yang selalu berusaha mengejar keduanya. Logikanya tak bisa menelaah mengapa patung penyu raksasa bisa berada di dasar laut seperti itu.

Dengan menggunakan tangannya, Dirga berisyarat agar Al dan Paul mengikutinya. Ia bergerak naik ke atas puncak tempurung Bedawang Nala. Benar prediksinya. Di bagian tempurung itu, Dirga melihat ada beberapa deret huruf Palawa. Namun, pandangan Dirga sempat buram. Ia menatap Al, berisyarat bahwa ia menyerahkan sepenuhnya pemecahan kalimat itu. Al mengangguk.

Al berenang dari satu sisi ke sisi lain tempurung Bedawang Nala. Senter di tangannya terarah perlahan pada setiap ukirannya. Namun, ia tak terlalu yakin.

Paul tiba-tiba bergerak. Mengisyaratkan pada mereka berdua, bahwa waktu mereka tak banyak. Persediaan oksigen semakin menipis. Mereka harus bergegas jika ingin selamat.

Al dan Dirga mengangguk. Sejurus kemudian, Al kembali menelisik ukiran-ukiran itu. Dalam hati ia bicara, mencoba mengartikan kalimatnya.

Disini, Tuhan Yang Maha Esa. Rajanya umat manusia yang terlihat membentang jauh dan luas, untuk kesejahteraan hidupmu, batin Al.

Tak ada apapun yang terjadi. Al kembali menyorot beberapa huruf terakhir. Ternyata ada sederet huruf lain yang tak terbaca olehnya.

Disini, Tuhan Yang Maha Esa. Rajanya umat manusia yang terlihat membentang jauh dan luas, untuk kesejahteraan hidupmu. Ikutilah hukum-hukum-Nya, batin Al sekali lagi.

Tiba-tiba arus air bergerak cukup kuat. Al seperti mendengar bunyi bergemuruh. Ia berusaha mempertahankan tubuhnya agar tak hanyut oleh arus. Sekilas, ia melihat dua ekor naga yang tadi membelit Bedawang Nala itu bergerak perlahan. Pertemuan tubuh keduanya yang akhirnya terurai, ternyata adalah tempat pecahan medali terakhir bersemayam. Dengan sekuat tenaga, Al berusaha mengambilnya tetapi Dirga mencegahnya. Dengan sengaja, Dirga menabrak tubuh Al agar menjauh. Dirga mengulurkan tangannya untuk menjangkau medali itu. Tubuh Al sempat terpelanting dan terseret arus. Beruntung Paul menangkapnya dan menahan tubuh Al agar tetap di tempatnya sembari mereka menunggu Dirga meraih pecahan medali terakhir.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirWhere stories live. Discover now